apakabar.co.id, BANJARBARU – Aksi bela Guru Amalia berlangsung di kegubernuran Kalsel, Jumat (6/9). Massa aksi mendesak agar gubernur Kalsel mencopot Kadisdik Muhammadun.
Amalia mengalami pengusiran setelah menegur Madun yang merokok dalam rapat kerja bersama tenaga didik di hotel berbintang, 2 September tadi. Pantauan media ini, dia turut hadir di tengah-tengah massa aksi.
Massa aksi pro Amalia terlihat memenuhi kegubernuran Kalsel sejak menjelang tengah hari. Mereka terdiri dari warga beserta sejumlah anggota LSM. “Paman Birin tolong copot Madun copot Madun dari jabatannya,” seru massa aksi.
“Jangan sampai nila setitik rusak susu sebelanga. Kami mengecam keras yang dilakukan Madun merokok dalam ruangan ber-AC dan mengusir guru,” imbuh massa aksi.
Tak tampak gubernur Kalsel. Yang ada hanya Staf Ahli bidang Kemasyarakatan dan SDM Setdaprov Kalsel, Husnul Hatimah. Serta Kepala Inspektorat Kalsel, Akhmad Fydayeen.
“Dalam waktu dua minggu tidak dicopot, demo akan berkelanjutan,” seru massa aksi.
Aksi Amalia memprotes kelakuan Kadisdik Madun merokok dalam ruangan banjir dukungan publik. Terlebih tekanan demi tekanan internal terus dihadapinya.
Lihat postingan ini di Instagram
“Sebenarnya saya tidak mau turun. Tapi karena peserta TPPK (tim anti kekerasan sekolah) dan kepsek-kepsek mengeluar video fitnah, saya tergerak turun,” jelas Amalia.
Amalia pun bersyukur banyak yang bersimpati padanya. “Untuk apa juga saya harus diam. Saya akan terus bersuara. Egois rasanya kalau saya sendiri tidak turun aksi,” jelasnya.
Aktivis dari Gerakan Jalan Lurus, Anang Rosadi Adenansi melihat gubernur sudah sangat perlu mencopot Madun. Sebelumnya Madun juga disorot karena seruannya mencoblos Golkar di sekolah, akhir 2023 lalu.
“Walaupun sama-sama di akhir jabatan baiknya gubernur mencopot kadisdik. Jabatan ini sangat strategis. Harusnya dipercayakan kepada orang yang beretika dan kompeten,” jelas anggota DPRD Kalsel 2004-2009 ini.
“Sekali lagi, kelakuan kadisdik ini justru mencoreng wajah gubernur. Aneh kalau gubernur justru mempertahankan dia, saya tidak habis pikir,” jelasnya.
Melihat kelakuan nyeleneh Madun, Anang juga merasa BNN perlu tangan melakukan tes urine.
“Tidak wajar seorang pejabat merokok dalam ruangan. BNN harus melakukan tes urine, darah, rambut Madun dan ASN lainnya yang melakukan tindakan nyeleneh seperti ini,” jelasnya.