apakabar.co.id, BANJAR – Syaifullah Tamliha ingin membawa Kabupaten Banjar menjadi modern. Tapi tak boleh bablas. Ia komit menjaga citra Serambi Mekkah sebagai Kota Santri.
Karena itu, bersama Habib Ahmad Bahasyim ia punya program pendidikan spesial. Beasiswa santri ke Yaman.
“Tiap tahun 50 santri,” sebut calon Bupati Banjar itu, Kamis (3/10).
Tujuannya adalah Tarim. Wilayah bersejarah di Hadramaut yang punya julukan Kota Sejuta Wali.
Kota ini menjadi tujuan menimba ilmu agama Islam. Bagi Tamliha, di sini tempat paling tepat untuk mengirim santri Banjar untuk belajar.
“Agar lahir generasi penerus ulama yg ahlussunnah wal jamaah. Memiliki ilmu fikih dan tasawuf sesuai citra Kota Santri,” tuturnya.
Kabupaten Banjar memiliki ratusan pondok pesantren. Bahkan kabarnya mencapai 300 ponpes. Jika diakumulasi, jumlah santrinya puluhan ribu.
Coba tengok Pondok Pesantren Darussalam Martapura. 2021 lalu saja, santrinya yang sedang belajar sudah mencapai 13 ribu.
Maka tak heran jika Kabupaten Banjar dikenal dengan Kota Santri. “Ini adalah aset masa depan Serambi Mekkah,” kata politikus senior PPP itu.
Tamliha tak mau citra yang sudah melekat itu hilang. Apalagi sampai dilupakan. Bagi dia, legacy ulama harus dipertahankan dan berkembang.
Lagipula, pendidikan agama adalah bagian penting. Fundamental. Terutama di Banjar. Sekalipun kabupaten ini dibangun modern.
Dan satu lagi yang tak boleh dilupakan. Kabupaten Banjar adalah kiblatnya pendidikan agama di Kalsel, bahkan Kalimantan.
“Karena itu, generasi-generasi penerus ulama harus disiapkan. Tidak boleh terputus,” tuturnya.
Lantas, bagaimana skema beasiswa santri ini bisa berjalan? Kata Tamliha, ada banyak pilihan jalan.
“Sudah menjadi tugas dan kewajiban bupati untuk mencarikan caranya. Termasuk uangnya,” pungkas mantan anggota DPR RI tiga periode itu.