apakabar.co.id, BANJARMASIN – Raudhatul Jannah (Acil Odah) menghadapi jalan terjal di Pilgub Kalsel. Elektabilitasnya terancam pasca penetapan tersangka Sahbirin Noor oleh KPK.
Setidaknya begitulah analisa pakar komunikasi politik Uniska, Suriani Shiddiq. Mengingat, Acil Odah adalah istri Gubernur Kalsel itu.
“Sebagai tokoh sentral dengan jaringan politik yang luas, penetapan Paman Birin sebagai tersangka kasus korupsi akan mengubah persepsi publik pada dirinya dan keluarga, terutama Acil Odah, istrinya, yang juga ikut maju dalam pilkada,” ujarnya, Rabu (9/10).
Kata dia, masyarakat cenderung melihat hubungan keluarga sebagai satu kesatuan. Sehingga kasus Paman Birin bisa berdampak negatif pada citra dirinya.
Ditambah lagi Paman Birin adalah Ketua DPD Golkar Kalsel. Pengusung utama pasangan Acil Odah-Haji Zanie.
Situasi itu bisa membuat elektabilitas Acil Odah tergerus. Karena masyarakat mulai mempertanyakan kredibilitas keluarga mereka.
“Lawan-lawan politik pasti akan memanfaatkan situasi ini untuk menekankan narasi negatif tentang dinasti politik dan penyalahgunaan kekuasaan,” ucap Dosen Fisip Uniska itu.
Tapi bukan berarti Acil Odah tak punya peluang lagi. Masih ada, tergantung pada bagaimana tim kemenangannya mengelola krisis.
“Jika ia bisa mengambil jarak secara politis dari kasus yang menimpa suaminya dan menegaskan bahwa dirinya memiliki rekam jejak politik yang independen, maka peluangnya bisa tetap terbuka,” ucapnya.
Artinya, komunikasi ini harus dibangun cerdas. Menggambarkan sosok Acil Odah sebagai korban yang tak terkait langsung dengan kasus OTT KPK itu. “Meskipun ini sangat sulit,” tekannya.
Citra positif juga bisa dibangun dari dukungan parpol pengusung. Shiddiq melihat, sejauh ini masih solid.
Dengan begitu, kata dia mesin partai mungkin masih bisa digerakkan. Untuk memobilisasi suara, khususnya di basis-basis tradisional.
“Namun, ini adalah taktik yang berisiko. Karena bisa memicu kontra-narasi dari lawan politik yang menuduh bahwa dia adalah bagian dari dinasti yang korup,” tuturnya.
Di luar dari urusan Acil Odah, dampak politik juga bisa menyasar pilkada di kabupaten maupun kota.
“Para calon kepala daerah yang sebelumnya berada di bawah bayang-bayang kekuasaan Paman Birin mungkin akan menghadapi tantangan yang lebih berat,” jelasnya.
Shiddiq punya anggapan. Bahwa pemilih ditingkat lokal yang sebelumnya ketergantungan pada politik Paman Birin bisa saja beralih dukungan.
“Jika mereka merasa nama besar yang selama ini mendukung mereka telah kehilangan legitimasi,” pungkasnya.