apakabar.co.id, JAKARTA – Pasar otomotif Indonesia tengah menghadapi tantangan cukup berat yang pada tahun ini mengalami kelesuan penjualan mobil baru.
Bahkan, imbas lesunya penjualan mobil baru, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) merevisi target penjualan nasional dari 1 juta unit menjadi 850 ribu unit.
Faktor seperti menurunnya daya beli masyarakat, inflasi, dan ketidakpastian ekonomi global turut memengaruhi lesunya kondisi pasar.
Dalam situasi ini, konsumen dihadapkan pada pilihan klasik yang kian relevan, yakni membeli mobil baru atau mobil bekas.
Mobil baru menawarkan kenyamanan teknologi terkini, sementara mobil bekas memberikan solusi ekonomis yang menarik.
Di tengah tren ini, mari kita telaah kelebihan dan kekurangan masing-masing pilihan agar Anda dapat menentukan mana yang lebih sesuai kebutuhan dan gaya hidup Anda.
Mobil Baru atau Bekas: Menyesuaikan Pilihan dengan Kebutuhan
Keputusan untuk membeli mobil baru atau bekas sangat bergantung pada prioritas pribadi, termasuk anggaran, fitur, dan tujuan penggunaan kendaraan.
Berikut perbandingan komprehensif antara kedua opsi berdasarkan lima faktor utama.
Harga: Mobil Bekas Lebih Ekonomis
Jika Anda memiliki anggaran terbatas, mobil bekas adalah pilihan cerdas, harganya jauh lebih terjangkau.
Bahkan memungkinkan Anda untuk memiliki model premium dengan biaya setara mobil baru kelas menengah.
Ini memberikan peluang untuk berkendara dengan gaya tanpa perlu khawatir menguras dompet.
Namun, meski lebih mahal, mobil baru juga memiliki daya tariknya sendiri, yaitu banyak produsen menawarkan promo menarik dalam paket pembelian.
Mulai dari diskon, cicilan ringan, atau bonus aksesori, yang bisa membuat pengeluaran terasa lebih bersahabat.
Depresiasi Nilai: Mobil Bekas Lebih Stabil
Kendati demikian, salah satu kelemahan mobil baru adalah depresiasi nilai yang terjadi sangat cepat.
Dalam 1-2 tahun pertama, harga mobil baru bisa turun hingga 20-30 psrsen. Hal ini membuatnya kurang ideal bagi Anda yang sering mengganti kendaraan.
Sebaliknya, mobil bekas cenderung memiliki nilai yang lebih stabil. Penurunan harganya lebih lambat, sehingga Anda tidak akan terlalu rugi jika memutuskan untuk menjualnya kembali.
Pilihan ini sangat cocok bagi Anda yang ingin berhemat dalam jangka panjang.
Teknologi dan Fitur: Keunggulan Mobil Baru
Ketika berbicara tentang teknologi, mobil baru jelas unggul. Dengan fitur-fitur modern seperti sistem bantuan pengemudi, konektivitas digital, hingga fitur keselamatan canggih.
Sematan fiturnya seperti pengereman otomatis dan kamera 360 derajat, pengalaman berkendara menjadi lebih nyaman dan aman.
Sementara itu, mobil bekas biasanya memiliki fitur yang lebih sederhana, terutama jika usianya lebih dari lima tahun.
Namun, jika Anda memilih model premium atau keluaran terbaru yang usianya masih muda, teknologi yang ditawarkan sering kali masih cukup memadai.
Biaya Perawatan: Mobil Baru Lebih Hemat di Awal
Untuk urusan perawatan, mobil baru memiliki keunggulan tersendiri. Garansi pabrikan biasanya mencakup biaya perawatan selama beberapa tahun pertama, jadi Anda tidak perlu khawatir dengan pengeluaran tambahan.
Selain itu, kondisi komponen yang masih baru mengurangi risiko kerusakan.
Sebaliknya, mobil bekas cenderung membutuhkan biaya perawatan yang lebih besar, terutama jika riwayat perawatannya kurang terjaga.
Pastikan Anda memeriksa kondisi kendaraan dengan teliti sebelum membelinya agar tidak ada kejutan biaya di kemudian hari.
Lingkungan: Mobil Baru Lebih Ramah
Kesadaran akan isu lingkungan menjadikan mobil baru pilihan yang lebih ramah lingkungan, terutama dengan kehadiran kendaraan listrik (EV) dan hybrid.
Mobil jenis ini mampu mengurangi emisi karbon sekaligus lebih hemat energi. Namun, mobil bekas juga memiliki kontribusi positif terhadap lingkungan.
Dengan membeli mobil bekas, Anda membantu memanfaatkan kendaraan yang sudah ada, sehingga produksi mobil baru, yang memerlukan sumber daya besar—dapat ditekan.
Tren Mobil Listrik 2025: Dominasi Kendaraan Ramah Lingkungan
Tahun 2025 diprediksi akan menjadi tonggak penting bagi kendaraan listrik berbasis baterai (KLBB).
Dukungan pemerintah melalui insentif fiskal, seperti Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP), memungkinkan harga mobil listrik menjadi lebih kompetitif.
Insentif ini tidak hanya menurunkan harga, tetapi juga mendorong percepatan transisi energi bersih di sektor transportasi.
Selain itu, pemerintah terus memperluas infrastruktur pendukung seperti stasiun pengisian daya (charging station) di berbagai kota besar.
Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap isu lingkungan, kendaraan listrik tidak lagi sekadar tren, tetapi menjadi kebutuhan masa depan.
Peran Asuransi
Memiliki kendaraan, baik baru maupun bekas, memerlukan perlindungan yang memadai. Heru Panatas, Head of Claim Motor Vehicle Roojai, menyoroti pentingnya memilih asuransi kendaraan yang sesuai.
“Kami menawarkan perlindungan All Risk atau Total Loss Only dengan fleksibilitas dan cakupan lengkap, termasuk perlindungan tambahan untuk pengemudi dan penumpang,” ujarnya dalam siaran resmi, Jumat (20/12).
Roojai menyediakan asuransi mobil yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan nasabah, dilengkapi pilihan tambahan perlindungan kecelakaan diri untuk pengemudi dan hingga empat penumpang yang mengalami cedera.
Perlindungan ini mencakup biaya pengobatan mulai dari Rp5 juta hingga Rp100 juta dan dapat dengan mudah ditambahkan ke dalam polis, memberikan perlindungan menyeluruh, tidak hanya untuk kendaraan tetapi juga bagi penggunanya.
Jaringan bengkel mitra juga luas, dengan lebih dari 800 bengkel di seluruh Indonesia, penggunaan suku cadang asli dan baru sesuai merek dan jenis mobil, serta memberikan garansi perbaikan selama 6 bulan.
Ada pula layanan tambahan Emergency Roadside Assistance yang mencakup hingga dua kali layanan darurat per tahun.
Mulai dari kehabisan bahan bakar, ban kempes, baterai lemah, atau kunci mobil tertinggal di dalam mobil.