apakabar.co.id, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (18/02) diperkirakan bergerak menguat, di tengah sikap pelaku pasar yang masih menunggu hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI). Sentimen domestik dan global turut memengaruhi pergerakan indeks di awal pekan ini.
IHSG dibuka menguat 32,73 poin atau 0,48 persen ke posisi 6.863,61. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 6,59 poin atau 0,83 persen ke posisi 803,04.
“IHSG hari ini (18/02) diprediksi bergerak menguat dalam rentang 6.760 hingga 6.870,” ujar Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, di Jakarta.
Sentimen domestik: neraca dagang surplus
Dari dalam negeri, optimisme pasar mendapat dorongan dari laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terkait neraca perdagangan Indonesia. Pada Januari 2025, neraca dagang tercatat surplus sebesar 3,45 miliar dolar Amerika Serikat (AS), meningkat dari bulan sebelumnya yang mencapai 2,24 miliar dolar AS.
Surplus tersebut ditopang oleh kinerja neraca dagang non-migas yang mencapai 4,88 miliar dolar AS. Beberapa komoditas utama yang menopang ekspor non-migas antara lain emas, logam mulia, produk kimia, serta bahan yang berasal dari karet. Dengan hasil ini, Indonesia mencatatkan surplus neraca dagang selama 57 bulan berturut-turut, mencerminkan stabilitas perdagangan yang baik di tengah ketidakpastian global.
Selain itu, investor tengah menantikan hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang dijadwalkan berlangsung pada 18-19 Februari 2025. Keputusan BI mengenai suku bunga acuan akan menjadi faktor penting dalam menentukan arah pergerakan pasar ke depan. Jika BI mempertahankan suku bunga atau memberikan sinyal positif mengenai kebijakan moneter, IHSG berpotensi melanjutkan tren penguatan.
Sentimen global: adaptasi AI dan pertumbuhan ekonomi Jepang
Dari mancanegara, perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) menjadi faktor penting yang mendorong sektor teknologi di China. Model AI terbaru, DeepSeek, memberikan prospek baru bagi pertumbuhan industri teknologi di negara tersebut. Hal ini berdampak positif bagi indeks saham sektor teknologi, termasuk di pasar Asia.
Sementara itu, rilis data pertumbuhan ekonomi Jepang pada kuartal IV-2024 menunjukkan peningkatan, dengan sektor properti dan energi sebagai pendorong utama. Kenaikan ini meningkatkan optimisme pasar terhadap daya beli konsumen dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Pergerakan bursa saham Asia
Pada perdagangan Selasa pagi, bursa saham regional Asia mencatatkan pergerakan yang bervariasi. Indeks Nikkei menguat 169,69 poin atau 0,43 persen ke level 39.343,94. Sementara itu, indeks Shanghai melemah 6,14 poin atau 0,18 persen ke posisi 3.349,69. Indeks Kuala Lumpur juga mengalami pelemahan sebesar 2,42 poin atau 0,15 persen ke posisi 1.580,34, sedangkan indeks Straits Times melemah tipis 0,09 poin atau 0,00 persen ke level 3.904,76.
Dengan berbagai faktor yang memengaruhi pasar, pelaku pasar akan terus mencermati perkembangan kebijakan moneter BI serta sentimen global guna menentukan strategi investasi yang optimal.