apakabar.co.id, JAKARTA – Ketua Umum Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Moh Jumhur Hidayat mencanangkan perang melawan impor ilegal yang mematikan industri dalam negeri, dan berdampak pada pengurangan tenaga kerja.
Jumhur meminta kepada semua pihak untuk betul-betul memerangi impor ilegal karena akan mematikan sektor industri, dan berdampak menghancurkan jutaan tenaga kerja yang bekerja di sektor industri.
“Kita siap memobilisasi massa buruh untuk mendatangi instansi yang membiarkan masuknya impor ilegal,” kata Jumhur dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa (15/4).
Jumhur mengapresiasi keputusan pemerintah yang menetapkan harga beli hasil panen petani cukup tinggi, sehingga petani di pedesaan memiliki nilai tukar yang lebih tinggi dan berdampak pada meningkatnya penyerapan hasil produksi industri di tanah air.
Baca juga: Penjelasan KSPSI Soal Relaksasi TKDN: Bukan Barang Konsumsi
Baca juga: KSPSI: Pemerintah Perlu Bangun Kebersamaan Hadapi Tarif Trump
Namun Jumhur mengingatkan upaya ini bisa tidak berguna jika pihak-pihak terkait tidak mampu mengendalikan masuknya barang-barang impor ilegal.
Ia mengungkapkan ada hikmah dari penerapan tarif imbal balik atau resiprokal yang diterapkan Presiden AS sebesar 32 persen terhadap barang impor dari Indonesia meski kemudian ditunda 90 hari ke depan.
“Kita bisa lebih mandiri, tidak tergantung pada pasar luar negeri karena pasar domestik sangat kuat, apalagi jika pemerintah terus mengupayakan peningkatan daya beli masyarakat,” ujarnya.
Terkait dengan tarif resiprokal ini, menurut Jumhur, nilai ekspor Indonesia ke AS hanya 2,2 persen dari PDB. Ini berbeda dengan Vietnam yang mencapai 33 persen.
“Seharusnya Indonesia tidak harus terlalu terguncang,” kata dia.