apakabar.co.id, JAKARTA – Survei global terbaru menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia termasuk yang paling mendukung aksi pengurangan dampak perubahan iklim dan polusi metana di antara 17 negara dari lima benua, sebagaimana dilaporkan organisasi filantropi Global Methane Hub.
CEO Global Methane Hub Marcelo Mena mengatakan bahwa dalam survei itu mendapati sebanyak 91 persen masyarakat Indonesia menyatakan dukungan terhadap upaya mengurangi dampak perubahan iklim, termasuk 68 persen yang menyatakan sangat mendukung.
Sementara itu, 89 persen mendukung target penanggulangan emisi metana, dengan 59 persen di antaranya menyatakan sangat mendukung.
“Di Indonesia, dampak iklim bukan hanya risiko di masa depan, tetapi juga sudah terjadi saat ini,” kata dia dalam keterangannya di Jakarta, Senin (5/5).
Baca juga: Surat untuk Sara: Suara Ibu Nelayan Kupang untuk Perubahan Iklim
Survei tersebut, kata Marcelo, dilakukan untuk mengukur tingkat kesadaran dan dukungan publik terhadap solusi perubahan iklim, khususnya pengurangan emisi metana yang berkontribusi besar terhadap pemanasan global.
Survei yang mendapat dukungan finansial dari Global Methane Hub ini dilakukan di 17 negara seperti Argentina, Botswana, Brasil, Kolombia, Mesir, Prancis, Jerman, Kazakhstan, Meksiko, Maroko, Oman, Pakistan, Filipina, Afrika Selatan, Inggris Raya, dan Amerika Serikat.
Survei diselenggarakan secara daring dengan mengumpulkan data dari setidaknya 600 orang di setiap negara, dan menanyakan tiap responden pertanyaan terkait isu kunci, mulai dari pendapat terhadap perubahan iklim, kepedulian terhadap lingkungan dan dukungan terhadap aksi iklim, pengetahuan terkait emisi gas metana, serta dukungan terhadap kebijakan yang secara spesifik bertujuan untuk menurunkan emisi gas metana.
Marcelo menjelaskan bahwa Indonesia mencatat tingkat dukungan terbesar terhadap aksi iklim yang berani di antara negara-negara yang disurvei.
“Mereka memahami apa yang dipertaruhkan, dan mereka melihat pengurangan metana sebagai prioritas utama untuk mendinginkan planet ini dengan lebih cepat,” ujarnya.
Baca juga: Olaf Scholz: Mengabaikan Perubahan Iklim Tak Akan Menghilangkan Dampaknya
Sebanyak 98 persen responden Indonesia percaya perubahan iklim benar-benar terjadi, dan 81 persen meyakini aktivitas manusia sebagai penyebab utamanya.
Indonesia juga termasuk negara dengan tingkat paparan tinggi terhadap dampak krisis iklim, seperti banjir, tanah longsor, dan kebakaran di Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS). Sekitar lima dari sepuluh responden mengaku sudah merasakan langsung dampak perubahan iklim dalam kehidupan sehari-hari.
“Masyarakat Indonesia juga menilai sektor minyak dan gas, pengelolaan sampah, serta produsen besar produk pertanian sebagai kontributor utama terhadap kerusakan lingkungan,” katanya.
Lembaga survei menilai bahwa hasil ini mencerminkan momentum kuat dari publik untuk mendorong kebijakan iklim yang lebih progresif. Indonesia, bersama Filipina dan Pakistan, disebut berada di jajaran teratas negara-negara Asia yang dapat memimpin dukungan global dalam pengurangan emisi metana.