Apindo: RI Punya Peluang Strategis di Tengah Perang Dagang

Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Foto: Bloomberg

apakabar.co.id, JAKARTA – Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengungkapkan Indonesia memiliki peluang strategis di tengah perang dagang global yang terjadi saat ini.

“Indonesia juga memiliki peluang strategis di tengah perang dagang global.Dengan tarif AS yang tinggi terhadap produk dari Tiongkok (145 persen), Vietnam (46 persen), dan Bangladesh (37 persen), produk ekspor Indonesia seperti pakaian dan alas kaki dapat mengambil alih pangsa pasar,” ujar Ketua Umum Apindo Shinta W Kamdani dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (14/5).

Saat ini, Indonesia hanya menguasai 4,9 persen pasar pakaian rajutan dan 9 persen pasar alas kaki AS, tertinggal dari Tiongkok dan Vietnam.

Baca juga: Apindo Apresiasi Pemerintah Bentuk Satgas Penanganan Premanisme

Apindo telah menyampaikan sejumlah rekomendasi strategis kepada pemerintah, termasuk peningkatan hubungan dagang bilateral seperti TIFA, percepatan CEPA, serta penguatan sistem perlindungan domestik melalui mekanisme trade remedies seperti anti-dumping dan safeguard.

Sebagai informasi, Amerika Serikat (AS) dan China sepakat melakukan pelonggaran tarif secara signifikan selama 90 hari, menandai momen langka dalam konflik dagang berkepanjangan kedua negara dan memberikan harapan baru bagi stabilitas ekonomi jangka panjang.

Kesepakatan tersebut diumumkan dalam suatu pernyataan bersama yang disiarkan oleh pemerintah AS pada Senin (12/5). Kesepakatan itu tercapai setelah negosiasi intensif akhir pekan di Jenewa, Swis.

Baca juga: PHK Terus Meluas, Apindo: Lebih Penting Ciptakan Lapangan Kerja

Kedua negara akan memangkas bea masuk atas produk masing-masing secara drastis. AS akan menurunkan tarif atas barang-barang asal China dari 145 persen menjadi 30 persen, sementara China akan menurunkan tarif atas produk AS dari 125 persen menjadi 10 persen paling lambat 14 Mei.

Meskipun bersifat sementara, kesepakatan itu menjadi langkah paling signifikan dalam upaya meredakan ketegangan dagang selama beberapa tahun terakhir, sekaligus memberi angin segar bagi pasar global yang selama ini dihantui ketidakpastian.

“Kedua negara menekankan pentingnya membangun hubungan dagang yang “berkelanjutan, jangka panjang, dan saling menguntungkan,” pungkasnya.

5 kali dilihat, 5 kunjungan hari ini
Editor: Bethriq Kindy Arrazy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *