apakabar.co.id, JAKARTA – Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, menyerahkan langsung satu unit mobil operasional kepada Bank Sampah Sekumpul di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
Bantuan ini disalurkan melalui program CSR PT Adaro Indonesia, sebagai bentuk apresiasi atas kinerja inovatif Bank Sampah Sekumpul dalam membangun sistem pengelolaan sampah berbasis komunitas yang efektif dan efisien.
“Sampah dikelola sendiri tanpa membebani pemerintah. Pemerintah hanya memfasilitasi hal-hal yang dibutuhkan. Pendekatan ini mampu menekan biaya tinggi,” ujar Menteri Hanif saat meninjau langsung aktivitas Bank Sampah Sekumpul di Martapura, Banjar, Rabu (22/5).
Kabupaten Banjar dinilai berhasil menerapkan sistem pengumpulan sampah langsung dari sumbernya—mulai dari rumah tangga, sekolah, hotel, restoran, hingga kawasan publik lainnya.
Di sisi lain, warga juga aktif datang membawa sampah terpilah ke lokasi bank sampah.
Menurut Hanif, pola kerja Bank Sampah Sekumpul telah membantu mengurangi volume sampah yang berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sampah yang masih memiliki nilai ekonomi dipilah terlebih dahulu, sementara hanya residu yang dibuang ke TPA.
“Ini cerminan dari konsep dasar pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia. Hanya residu yang seharusnya masuk ke TPA,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan bahwa dalam pengelolaan lingkungan, siapa pun yang menghasilkan polusi wajib bertanggung jawab.
Hal ini sesuai dengan amanat UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, serta UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.
Selama kunjungan, Menteri Hanif juga sempat memantau tumpukan sampah yang telah dikemas dalam karung, dan meninjau buku tabungan milik nasabah bank sampah.
Salah satu nasabah tercatat memiliki saldo tertinggi mencapai Rp3 juta dari hasil menabung sampah.
Sementara itu, Direktur Bank Sampah Sekumpul, Dewi Heldayanti, mengapresiasi bantuan kendaraan operasional yang disalurkan melalui program CSR PT Adaro Indonesia. Bantuan tersebut, kata Dewi, merupakan janji lama Menteri Hanif yang kini telah ditepati.
Dewi menuturkan, dalam empat bulan terakhir sejak kunjungan pertama Menteri Hanif, pengelolaan sampah di Kabupaten Banjar menunjukkan progres signifikan.
Timbunan sampah di TPA mulai berkurang berkat peningkatan partisipasi masyarakat.
“Saat ini kami memiliki 3.000 nasabah aktif. Volume sampah yang ditabung dan dipilah warga mencapai 5 hingga 7 ton setiap dua bulan,” jelasnya.