Serang Balik Israel, Pengamat: Iran Menang Strategis

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. Foto: Getty Images via Bloomberg

apakabar.co.id, JAKARTA – Pengamat Timur Tengah, Dina Sulaeman meyakini perang selama 12 hari antara Iran dan Israel telah dimenangkan oleh Iran.

Diketahui, serangan Israel ke Iran dimulai pada 13 Juni merupakan upaya untuk menghilangkan ancaman, karena Iran mendukung kelompok-kelompok milisi yang melawan Israel akibat penindasan pasukan Zionis di kawasan Timur Tengah.

“Israel memang menang di awalnya. Tapi, kalau bicara soal kemenangan strategis, kemenangan ideologis, saya pikir Iran yang menang,” katanya di Jakarta, Kamis (3/7).

Baca juga: Diam Sikapi Serangan Israel, Iran Bakal Gugat IAEA

Serangan Israel, kata Dina, sayangnya tidak memperkirakan kultur dan peradaban Iran sehingga dengan cepat melakukan serangan balasan setelah serangan Israel yang menewaskan sejumlah tokoh dan ilmuwan Iran.

“Bicara soal kultur, ketika ada yang meninggal, ada yang gugur tokoh-tokohnya, itu justru bukannya disembunyikan, malah diumumkan. Dengan cara itu justru dukungan rakyat malah termobilisasi,” katanya.

Dosen Hubungan Internasional Universitas Padjajaran tersebut menilai dengan dukungan tersebut, Iran dengan cepat melakukan pergantian kekuasaan terhadap tokoh-tokoh yang meninggal dalam serangan Israel dan dengan cepat melakukan serangan balasan.

Mengutip pernyataan tokoh Iran Ali Larijani, kata Dina, yang mengakui bahwa Iran memang terpukul akibat serangan pada 13 Juni. Namun, rakyat Iran dengan cepat bangkit dan bersatu mendukung pemerintahannya sehingga Iran dengan cepat melakukan serangan balasan.

Baca juga: Diserang Israel, PBNU: Iran Punya Hak untuk Membela Diri

Menariknya, dalam pernyataan Larijani tersebut menunjukan kebangkitan yang berakar dari peradaban Iran yang ribuan tahun tidak tumbang hanya karena tokoh-tokohnya diserang.

Selain dukungan rakyat, kemenangan Iran dalam perangnya dengan Israel juga didukung oleh arah kebijakan luar negerinya yang resisten terhadap hegemoni dan imperialisme Barat, khususnya Amerika Serikat.

Hal itu tercantum dalam undang-undang dasar Iran yang menolak segala bentuk penindasan, dominasi asing dan imperialisme.

“Kita tahu sejak awal Amerika itu diposisikan sebagai simbol utama dari imperialisme global yang harus ditolak. Sehingga kebijakan luar negeri Iran itu diarahkan untuk mencegah infiltrasi politik, budaya, dan ekonomi, serta penguasaan ekonomi oleh asing,” jelasnya.

5 kali dilihat, 5 kunjungan hari ini
Editor: Bethriq Kindy Arrazy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *