apakabar.co.id, TANGERANG – PT Hino Motors Manufacturing Indonesia (PT HMMI) terus memperkuat komtimen dalam mendukung industrialisasi nasional melalui langkah pengembangan komponen dan kemitraan dengan Industri Kecil dan Menengah (IKM).
Langkah itu dibuktikan dengan semakin banyaknya tipe kendaraan Hino yang telah memiliki sertifikat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan Bobot Manfaat Perusahaan (BMP) dengan total nilai di atas 40 persen.
Berdiri sejak 17 Desember 1982, PT HMMI memproduksi kendaraan komersial truk dan bus merek Hino, dengan nilai investasi sebesar USD 112,5 juta.
Berlokasi di kawasan industri Kota Bukit Indah, Purwakarta, perusahaan ini memiliki lima jalur produksi, yaitu jalur produksi engine, transmisi, truk ringan, truk menengah dan bus.
Kapasitas produksi terpasang 75.000 unit per tahun dengan didukung 1.578 tenaga kerja langsung sampai Juni 2025 ini dan lebih dari 150.000 tenaga kerja tidak langsung dari rantai pasokan lokal.
Saat ini, pabrik Hino telah berhasil melokalisasi komponen melalui kemitraan strategis dengan 148 perusahaan komponen lokal dan ratusan penyedia jasa pendukung.
Menurut Direktur PT HMMI, Harianto Sariyan, kemitraan jangka panjang dengan pemasok lokal, seperti PT Gemala Kempa Daya dan PT Prima Rejeki Cikupa Abadi, berhasil meningkatkan kandungan lokal Hino secara signifikan dan juga berkontribusi besar terhadap capaian TKDN kendaraan.
“TKDN bukan hanya soal angka, tapi tentang dampak. Ini mendukung pertumbuhan industri dalam negeri, menciptakan lapangan kerja, serta mengurangi ketergantungan terhadap impor ” ujar Harianto dalam talkshow di Booth Hino GIIAS 2025, Jumat (25/7).

Dalam proses mendapatkan sertifikat TKDN dan BMP, PT HMMI mengikuti prosedur ketat yang meliputi verifikasi dokumen hingga audit lapangan oleh Lembaga Verifikator Independen (PT Surveyor Indonesia).
Perusahaan juga sukses mencapai nilai BMP sebesar 14,10 persen dari maksimal 15 persenC berkat pemberdayaan UMKM lokal seperti PT Nurindo, yang telah menjadi mitra strategis dengan nilai transaksi lebih dari Rp 3 miliar per tahun.
Hingga pertengahan 2025, pabrikan asal Jepang ini telah mengantongi sertifikat TKDN untuk 31 tipe kendaraan dengan nilai TKDN + BMP antara 44,35 persen hingga 57,26 persen.
Dengan begitu, menjadikan produk Hino layak disebut sebagai produk buatan dalam negeri.
Sertifikasi ini memberikan keunggulan kompetitif terutama dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah.
Sesuai amanat regulasi sebagaimana diatur dalam Inpres No. 2 Tahun 2022 tentang Percepatan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri.
“Pemerintah mengajak seluruh pelaku industri untuk menjadikan pencapaian PT HMMI sebagai inspirasi bersama untuk terus meningkatkan komitmen tidak hanya memproduksi di Indonesia tetapi benar-benar membangun industri yang berbasis kekuatan dalam negeri, serta mengucapkan selamat atas pencapaian 31 tipe kendaraan yang bersertifikat,” kata Dhini Widya Utari, Ketua Tim Temu Bisnis dan Perencanaan P3DN Kementerian Perindustrian.