DPR Minta Garuda Pangkas Beban dan Fokus Ekspansi

DPR Minta Garuda Pangkas Beban dan Fokus Ekspansi

Pekerja melakukan bongkar muat kargo dari pesawat Garuda Indonesia saat tiba di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Blangbintang, Kabupaten Aceh Besar, Aceh. Foto: Antara

apakabar.co.id, JAKARTA – Anggota Komisi VI DPR RI Asep Wahyuwijaya meminta manajemen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk melakukan langkah tegas untuk memangkas beban operasional dan sekaligus memperkuat ekspansi bisnis, khususnya di sektor penerbangan domestik.

Hal itu disampaikan Asep dalam rapat dengar pendapat Komisi VI DPR bersama jajaran direksi Garuda Indonesia, PT Angkasa Pura, dan PT Integrasi Aviasi Solusi di Kompleks DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin.

Menurutnya, beban yang ditanggung maskapai penerbangan nasional masih sangat berat sehingga sulit bersaing dengan kompetitor di industri penerbangan global.

“Untuk mencapai profit dua digit saja sulit, apalagi menghadapi persaingan ketat dengan beban yang sangat banyak,” ujarnya.

Baca juga: Tiket Pesawat Garuda Indonesia Rute Bali Turun 45 Persen

Meski begitu, Asep menilai Garuda masih memiliki potensi besar untuk tumbuh, terutama mengingat posisi Indonesia sebagai negara kepulauan dengan kebutuhan transportasi udara yang tinggi. Ia mencontohkan maskapai dari negara kecil seperti Emirates, Etihad, hingga Qatar Airways yang mampu mencatat keuntungan signifikan.

Politisi Partai NasDem dari Daerah Pemilihan Jawa Barat V (Kabupaten Bogor) itu juga mempertanyakan keterbatasan Garuda dalam menjangkau daerah pelosok. Ia menegaskan kehadiran Garuda di seluruh wilayah nusantara penting untuk memperkuat klaim sebagai maskapai nasional.

“Apakah ekspansi ke pelosok akan sepenuhnya dibebankan ke Citilink? Saya kira Garuda juga harus memaksimalkan rute domestik karena keduanya berada dalam satu manajemen grup yang sama,” katanya.

Asep menambahkan, agar kondisi finansial Garuda menjadi lebih sehat, manajemen perlu melakukan pembenahan menyeluruh. Salah satunya dengan memangkas beban warisan masa lalu berupa keberadaan anak dan cucu perusahaan yang justru berpotensi membebani.

“Beban operasional yang menggerus keuangan jangan sampai dibiarkan. Kalau ada entitas yang hanya jadi benalu, sebaiknya dipotong atau dibubarkan saja,” tegasnya.

Baca juga: Menkop: Kopdes Merah Putih Bisa Serap 1 Juta Tenaga Kerja

Selain restrukturisasi, ia juga mendorong transformasi tata kelola dan budaya kerja di tubuh Garuda. Perhatian yang diberikan banyak pihak, menurutnya, seharusnya menjadi peluang untuk membangun kembali Garuda sebagai maskapai kebanggaan nasional.

“Garuda jangan sampai menyia-nyiakan kesempatan ini. Transformasi internal harus sungguh-sungguh dilakukan,” katanya.

Ia menutup dengan peringatan bahwa tanpa langkah serius, Garuda berisiko kehilangan momentum untuk kembali menjadi entitas usaha penerbangan yang dapat dibanggakan.

“Kalau kesempatan ini tidak dimanfaatkan, nasib Garuda bisa berakhir buruk,” ujarnya.

10 kali dilihat, 10 kunjungan hari ini
Editor: Bethriq Kindy Arrazy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *