ABMM Tangguh Hadapi 2024, Raup USD1,2 Miliar di Tengah Gejolak

PT ABM Investama Tbk (ABMM) berhasil meraup USD1,2 Miliar di sepanjang tahun 2024. Foto: ABMM

apakabar.co.id, JAKARTA — PT ABM Investama Tbk (ABMM) berhasil menorehkan prestasi gemilang sepanjang tahun 2024 di tengah ketidakpastian ekonomi global dan gejolak harga komoditas.

Dengan strategi jangka panjang yang terintegrasi antara keberlanjutan, teknologi, dan diversifikasi bisnis, ABMM membuktikan ketangguhan sebagai pemain utama di sektor energi dan pertambangan.

Tahun 2024 menjadi tantangan besar bagi industri batu bara, dengan penurunan indeks harga batu bara Indonesia sebesar 14% dibandingkan tahun sebelumnya.

Namun, ABMM berhasil mencatatkan pendapatan konsolidasi sebesar USD 1,2 miliar, dengan laba adjusted EBITDA mencapai USD 341 juta.

Direktur Utama ABMM, Andi Djajanegara, menegaskan bahwa keberhasilan ini tidak hanya diukur dari sisi keuangan, melainkan dari komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan dan tata kelola yang baik.

“Keberlanjutan bukan sekadar kewajiban, tapi sudah menjadi inti dari strategi pertumbuhan jangka panjang kami,” ujar Andi.

Komitmen tersebut membuahkan hasil. ABMM menerima ESG Transparency and Disclosure Award dengan predikat “AAA” dari Bumi Global Karbon Foundation.

Selain itu, perusahaan juga dianugerahi penghargaan “Best Non Financial Sector Company” dari IICD berkat penerapan prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang konsisten dan berkelanjutan.

Menghadapi pasar yang tidak menentu, ABMM tak tinggal diam. Perusahaan memperkuat kapabilitas teknologi dalam rantai operasional, mulai dari proses produksi hingga logistik.

Inovasi ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, menekan biaya, dan tetap menjaga mutu produk.

“Kami percaya, inovasi adalah kunci bertahan dan berkembang. Teknologi membantu kami tetap relevan dan kompetitif,” tambah Andi.

Selain fokus pada operasional, ABMM juga melakukan langkah strategis finansial melalui fasilitas pinjaman jangka panjang senilai USD 395 juta.

Dana ini digunakan untuk refinancing dan reprofiling sejumlah utang dan global bonds, yang secara signifikan menurunkan biaya bunga dan memperpanjang tenor utang.

Langkah diversifikasi juga terlihat dari akuisisi dua perusahaan tambang baru: PT Nirmala Coal Nusantara (Sumatera) dan PT Piranti Jaya Utama (Kalimantan).

Akuisisi ini memperkuat portofolio sekaligus menambah kapasitas produksi dan kontribusi pada ekonomi daerah.

Di sisi operasional, ABMM mencatatkan volume overburden removal sebesar 270,34 juta BCM serta volume coal getting mencapai 39 juta ton — indikator kuat komitmen terhadap produksi berkelanjutan.

Tak hanya fokus pada hasil, ABMM juga menggarap fondasi jangka panjang lewat pengembangan sumber daya manusia (SDM).

Program pelatihan dan pengembangan berkelanjutan dijalankan untuk meningkatkan keterampilan karyawan, menyongsong era industri pertambangan yang lebih modern dan ramah lingkungan.

Direktur ABMM, Hans Christian Manoe, menegaskan bahwa manusia dan teknologi menjadi kombinasi utama yang membawa ABMM ke level selanjutnya.

“Kami optimis. Dengan pendekatan human-centered dan inovasi teknologi, ABMM akan semakin kompetitif, adaptif, dan bertanggung jawab,” katanya.

ABMM meyakini bahwa keberlanjutan bukan hanya tanggung jawab sosial, tetapi landasan strategis menuju masa depan industri energi yang lebih hijau dan inklusif.

Dengan langkah-langkah nyata yang sudah ditempuh, perusahaan tak hanya membangun bisnis yang kuat, tetapi juga berkontribusi bagi masyarakat dan lingkungan.

“Setiap keputusan kami diambil untuk memberikan dampak positif jangka panjang. Kami ingin menjadi kekuatan ekonomi yang juga membawa manfaat luas bagi komunitas,” tutup Hans.

4 kali dilihat, 4 kunjungan hari ini
Editor: Raikhul Amar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *