apakabar.co.id, JAKARTA – Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi menegaskan bahwa rencana pembentukan Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih bertujuan untuk memutus mata rantai kemiskinan dan memajukan masyarakat di pedesaan.
Kopdes Merah Putih, kata Budi, nantinya akan melakukan pengelolaan pada outlet atau gerai sembako, outlet gerai obat murah, apotek desa, outlet kantor koperasi, outlet usaha pinjam koperasi, outlet klinik desa, cold storage, serta distribusi logistik.
Ia memastikan bahwa dalam beberapa hari ke depan pemerintah pusat akan melakukan dialog dengan para kepala desa untuk menjelaskan secara lebih detail terkait rencana pembentukan Kopdes Merah Putih.
“Kami diundang rapat dengan Pak Presiden untuk membahas mengenai Koperasi Desa Merah Putih termasuk membahas bagaimana rencana ini bisa disosialisasikan kepada desa-desa di seluruh Indonesia,” ujar Budi Arie dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (7/3).
Baca juga: Program MBG Serap Susu Hasil Koperasi
Selain mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat desa, ia menambahkan kehadiran Kopdes juga dapat menjadi instrumen untuk memutus jeratan masyarakat dari rentenir, tengkulak dan pinjaman online. Menurutnya, kehadiran rentenir hingga pinjaman online telah menjadi salah satu sumber kemiskinan di pedesaan.
“Oleh karena itu, Koperasi Desa memiliki salah satu unit Koperasi Simpan Pinjam sehingga masyarakat akan terbantu dari sisi pendanaan dan tidak terjerat lingkaran setan itu,” katanya.
Serap Produksi Lokal, Jaga Ketahanan Pangan
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengatakan bahwa Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto bertujuan menyerap produksi pertanian lokal dan menyimpan stok untuk ketahanan pangan di desa tersebut.
Mendagri mengatakan bahwa koperasi akan menjadi offtaker atau pembeli dari hasil produksi pangan petani yang nantinya akan dijual dengan harga terjangkau, tanpa perantara atau tengkulak yang berpotensi menyebabkan margin harga terlalu tinggi.
“Apa tugasnya koperasi ini? Salah satunya adalah mereka membeli. Ada cool storage-nya. Untuk menyimpan. Ada gudang, gerai-gerai segala macam. Apotek. Jadi one stop system ini. One drop system. One stop solution,” katanya.
Baca juga: Menkop Ajak Hippi Terlibat Pengembangan Ekosistem Koperasi
aat ini sejumlah bahan pangan, seperti beras, telur ayam, daging ayam hingga daging sapi saat ini memiliki harga yang cukup baik di tingkat konsumen karena memiliki produksi yang cukup memenuhi kebutuhan konsumen.
Sebagai contoh, stok beras cadangan pemerintah yang dikelola Bulog saat ini mencapai lebih dari satu juta ton, melebihi stok rata-rata sebesar 300 ribu-400 ribu ton.
Namun, Tito menekankan bahwa kondisi harga yang terjangkau ini tidak boleh turun lagi terlalu dalam karena akan menyebabkan inflasi, serta petani hingga nelayan akan kesulitan menutup biaya produksi karena tidak mendapatkan untung yang cukup.
“Sekarang, bagaimana untuk menjaga agar stok ini bisa terserap dengan harga yang wajar. Jangan harganya jatuh. Di antaranya adalah dengan membentuk koperasi di setiap desa, Koperasi Merah Putih,” katanya.