1446
1446

Ingin Tubuh Sehat Usai Lebaran? Cek Kesehatan dan Kelola Stres 

Makanan menjadi sumber energi utama yang harus dipenuhi oleh setiap orang. Tentu makanan yang dikonsumsi tak boleh sembarangan. Makanan yang baik adalah makanan yang sehat dan mengandung banyak gizi. Foto: sensi.co.id

apakabar.co.id, JAKARTA – Kembali sehat dan bugar usai libur Lebaran menjadi hal yang paling didambakan banyak banyak orang. Pasalnya, di momen Lebaran seakan menjadi pembenaran untuk bisa menyantap apa saja selagi bisa dan mampu. Namun, persoalan terkait kesehatan biasanya muncul pasca-itu.

Untuk mengatasi hal tersebut, praktisi kesehatan masyarakat Ngabila Salama mengungkapkan bahwa cek kesehatan rutin hingga mengelola stres menjadi cara efektif yang bisa dilakukan oleh para pemudik. Hal itu berperan penting dalam menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh agar tetap terjaga usai merayakan Lebaran.

“Kiat sehat kembali beraktivitas sesudah libur Lebaran bisa diterapkan melalui pola hidup yang biasa kita sebut CERDIK. Tujuannya supaya bisa tetap bugar dan produktif,” kata Ngabila di Jakarta, Senin (15/4).

Ngabila menuturkan saat melakukan cek kesehatan rutin, masyarakat harus memastikan bahwa tekanan darah berada pada kondisi normal atau kurang dari 140/90 mmHg. Hal yang sama juga perlu dipastikan pada kondisi gula darah, kolestrol, lemak dan asam urat.}

Bagi penderita diabetes melitus, kadar HbA1C harus kurang dari 6,5 persen. Apabila kadarnya telah mencapai 5,7 sampai 6,4 persen, penderita disarankan untuk kembali memeriksakan kondisi kesehatannya per enam bulan sekali. Tentu saja karena hal tersebut menandakan adanya potensi terkena pra-diabetes.

Di samping itu, dia meminta masyarakat agar mengenyahkan asap rokok yang dapat menimbulkan sejumlah kerugian bagi kesehatan anggota keluarga lainnya.
Setiap perokok aktif yang membuang asapnya sembarangan, dapat menyebabkan orang lain menghirup asap tersebut dan menjadi seorang perokok pasif. Misalnya, seperti terkena batuk, pilek hingga sesak nafas.

Potensi penyakit lain yang dapat mengenai perokok pasif berdasarkan laman resmi Kementerian Kesehatan yakni risiko penyakit jantung dan serangan jantung akibat adanya kerusakan pada pembuluh darah hingga kanker paru.

“Jangan menjadi perokok aktif atau pasif ya, itu akan menurunkan imunitas. Yang merokok disebut first hand smoker, yang menghirup asap langsung disebut second hand smoker, dan menghirup sisa asap rokok pada benda disebut third hand smoker,” katanya.

Dibandingkan dengan merokok, Ngabila lebih menganjurkan agar masyarakat mulai rajin beraktivitas fisik setidaknya lewat peregangan ringan selama 15 hingga 30 menit di kantor setiap pukul 10.00-14.00. Opsi lainnya yaitu berjalan kaki dengan target 8 ribu sampai 10 ribu per hari.

Juga penting untuk menjalankan diet seimbang untuk mengurangi berat badan secara ideal dan cepat lewat intermittent fasting dengan puasa minimal 14-16 jam dalam 24 jam atau puasa syawal yang jauh lebih berpahala dan sekalian mengganti puasa yang belum lengkap selama Ramadan kemarin.

Puasa intermittent dapat dilakukan sesuai jam yang dikehendaki, misalnya berpuasa mulai jam 20.00 sampai dengan 10.00 atau sampai 12.00 selama 14-16 jam. Selama berpuasa, tiap individu hanya boleh minum yang tidak manis, tetapi di luar waktu puasa boleh memakan makanan sesuai jumlah kalori harian.

“Hindari diet ini pada penderita maag, dan tetap diet di bawah pengawasan supervisi ahli gizi atau dokter. Tetap yang utama perbanyak makan sayur, buah, kurangi konsumsi gula, garam, lemak,” ujar dia.

Terakhir, dalam rangka mengelola stres, Ngabila mengingatkan masyarakat untuk mendapatkan waktu istirahat yang cukup. Caranya melalui tidur setidaknya tujuh jam per hari. Hal itu dapat disiasati dengan tidur singkat (power nap) selama 15 sampai 30 menit di jam istirahat kantor.

Tujuannya adalah menambah tenaga sehingga tubuh kembali bugar dan rasa kantuk hilang sementara dengan cepat dan meningkatkan kemampuan konsentrasi selama bekerja. Selain menjaga pola tidur, stres dapat dikelola lewat kunjungan silaturahim langsung ke orang lain, berbagi cerita dengan teman kerja dan berinteraksi dengan saling berempati.

“Tips CERDIK dapat meningkatkan imunitas dan mencegah masyarakat dari penyakit yang bersifat menular maupun tidak menular. Untuk sakit menular dianjurkan melengkapi imunisasi gratis lewat program pemerintah seperti COVID-19 atau yang berbayar Influenzae,” tandasnya

1,416 kali dilihat, 1 kunjungan hari ini
Editor: Jekson Simanjuntak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *