Ngumpul Bareng Kemenparekraf-UMKM di Solo: Yang Besar Harus Mau Bermitra

Targetnya supaya yang besar bisa bermitra dengan yang kecil.

Pasar Triwindu di Solo menawarkan ragam kerajinan tangan antik. Foto ilustrasi: Shutterstock via Kompas.com

apakabar.co.id, SOLO – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) ngumpul bareng pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Solo. Melalui kegiatan Kemitraan Nasional Rantai Pasok Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kenarok), mereka dikumpulkan dengan para pemain industri besar.

Pertemuan dihelat pada Jumat (31/05). Bertujuan untuk memperkenalkan industri pariwisata dengan UMKM bidang ekonomi kreatif di Solo. Total ada 50 UMKM di bidang ekonomi kreatif. Terdiri dari sektor 28 UMKM kuliner, 18 UMKM kriya dan fashion, serta 4 UMKM seni pertunjukan.

“Harapannya ada komitmen kerja sama dengan mereka, industri pariwisata besar di Solo banyak. Ada hotel, restoran, travel agent, tempat wisata, dan toko oleh-oleh,” ujar Analis Kebijakan Ahli Madya Deputi Bidang Industri dan Investasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Agustien Mulyawati.

Melalui kegiatan tersebut, ia berharap industri besar bisa melihat potensi produk UMKM di sekitarnya. Selanjutnya ada kerja sama yang terjalin antara kedua pihak. Sebagai tindak lanjut pihaknya akan melakukan evaluasi jika ada kerja sama yang terjalin. Termasuk melakukan monitoring dari keberlanjutan tersebut.

“Apakah ada permasalahan. Selama ini memang ada yang berlanjut dan ada yang setop, sebagian permasalahannya karena kendala permodalan,” jelasnya.  Oleh karena itu, mereka mencoba memfasilitasi pertemuan antara perbankan maupun nonperbankan. Ada juga Direktorat Akses Pembiayaan.

Kemitraan Nasional Rantai Pasok Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dibuka kemarin. apakabar.co.id/Nando

Industri besar juga supaya bisa memberikan ruang bagi produk UMKM agar lebih dikenal. Misalnya hotel yang bisa memberi space atau ruang dan menggunakan produk UMKM dalam operasional.

“Misalnya Hotel Amenities pakai produk UMKM setempat,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Surakarta Ferry Septha Indrianto melihat kegiatan ini sangat positif dan kreatif.  Membawa program kepariwisataan tanpa meninggalkan kekuatan lokal.

“Ini perlu dikolaborasikan secara luas, khususnya aglomerasi Solo Raya dan nasional. Targetnya supaya yang besar bisa bermitra dengan yang kecil, pertama itu dulu,” katanya.

Fery lalu mengutarakan bahwa hingga saat ini sudah ada 51 UMKM yang telah dikurasi dan masuk ke dalam e-katalognya Kemenparekraf.

“Jadi satu produk namanya sudah jadi bisa dipasarkan. Kemudian bisa dikembangkan melalui b to b. Harapannya ini bisa meningkatkan rantai pasok lokal di Soloraya kemudian nasional,” tandasnya

25 kali dilihat, 1 kunjungan hari ini
Editor: Fahriadi Nur

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *