Program Desa EKI dan Kredit Merdeka, Perkuat Literasi Keuangan di Perdesaan Sumba Timur

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) meluncurkan dan menjadikan Desa Kaliuda, Kecamatan Pahunga Lodu, Kabupaten Sumba Timur, sebagai desa percontohan pelaksanaan Program Ekosistem Keuangan Inklusi (EKI) di NTT. Acara peluncuran ini dilakukan pada Rabu, 28 Mei di Balai Desa Kaliuda dan diresmikan oleh Umbu Ngadu Ndamu, Sekretaris Daerah Sumba Timur, mewakili Bupati Sumba Timur Drs. Khristofel Praing. Foto: ILO

apakabar.co.id, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) menjadikan Desa Kaliuda, Kecamatan Pahunga Lodu, Kabupaten Sumba Timur, sebagai desa percontohan pelaksanaan Program Ekosistem Keuangan Inklusi (EKI).

Melalui program itu, warga Desa Kaliuda mendapatkan edukasi dan literasi keuangan termasuk akses pemodalan usaha dan investasi. Program EKI telah diinisiasi OJK bersama Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

Wakil Kepala Kantor OJK NTT Polantoro menegaskan program EKI merupakan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat dan menanggulangi kemiskinan di wilayah perdesaan.

“Desa merupakan salah satu wilayah pembangunan strategis. Namun, pemahaman dan penggunaan produk literasi keuangan di perdesaan relatif tertinggal. Untuk itu, program EKI, yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan terkait, berupaya meningkatkan penggunaan produk-produk keuangan inklusif di perdesaan sebagai bagian dari pembangunan nasional yang berkelanjutan,” kata Polantoro saat memberikan sambutannya di Balai Desa Kaliuda, Rabu (28/5).

Secara simbolik diserahkan Kredit Merdeka dari Bank NTT kepada 20 petani rumput laut sebesar Rp5 juta per orang dengan bunga nol persen dan tanpa kolateral.

Selama ini, budidaya rumput laut telah menjadi salah satu pilar ekonomi utama masyarakat Desa Kaliuda. Pemahaman yang baik mengenai pengelolaan keuangan diharapkan mampu mendorong perekonomian lokal dan meningkatkan kehidupan masyarakat.

“Salah satu misi Bank NTT adalah menggali potensi sumber daerah melalui penyaluran dana dalam bentuk kredit mikro dengan suku bunga 0 persen agar menjadi lebih produktif demi kesejahteraan masyarakat. Kami berharap kolaborasi ini dapat terus ditingkatkan agar dapat semakin meningkatkan layanan keuangan bagi para petani rumput laut,” ujar Stefanus Ngongo Mesa, Kepala Cabang Bank NTT Waingapu, Sumba Timur.

Para petani penerima bantuan kredit tersebut merupakan binaan ILO melalui Proyek Mempromosikan Usaha Mikro dan Kecil melalui Akses Pelaku Wirausaha terhadap Jasa Keuangan (Promise II Impact). Didanai Sekretariat Negara Swiss untuk Bidang Perekonomian (SECO), program Promise II Impact ILO dilaksanakan dengan dukungan OJK, Bank Pembangunan Daerah (BPD) dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

Program Promise II Impact ILO terdiri dari pelatihan pendidikan keuangan dan kewirausahaan bagi 200 petani rumput laut. Berdasarkan kinerja pengembangan usaha mereka, 80 orang petani lolos seleksi untuk mendapatkan pendampingan usaha selama delapan bulan. Dari jumlah itu, terpilih 20 petani yang dinyatakan memiliki sejarah kredit yang baik melalui Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) OJK untuk mendapatkan bantuan kredit.

Manajer Program Promise II Impact ILO Djauhari Sitorus menyambut baik upaya mendorong literasi keuangan dari tingkat perdesaan dan pemilihan Desa Kaliuda sebagai desa EKI.

“Program Promise II Impact berupaya menguatkan rantai nilai rumput laut melalui pelatihan literasi keuangan dan penggunaan pelantar digital yang diharapkan semakin memperkuat akses dan literasi keuangan masyakat,” ujar Djauhari.

Program itu diharapkan semakin meningkatkan penggunaan produk keuangan, tidak hanya dari perbankan, namun juga dari berbagai lembaga keuangan lainnya seperti asuransi dan dana pensiun.

Senada, Kepala Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi Kedutaan Besar Swiss di Indonesia, Violette Ruppanner mengungkapkan pemerintah Swiss berkomitmen mendukung pengembangan UKM di Indonesia yang sejalan dengan prioritas-prioritas pemerintah daerah untuk mempromosikan ekonomi berkelanjutan dan literasi keuangan.

“Akses keuangan dan digitalisasi merupakan alat yang efektif untuk meningkatkan kesejahteraan serta kualitas kehidupan masyarakat melalui berbagai program kegiatan yang dilakukan oleh program Promise II Impact bersama dengan para pemangku kepentingan terkait,” ujar Ruppanner.

Pencanangan desa EKI ini merupakan pencanangan kedua bagi desa binaan ILO. Sebelumnya, OJK dan ILO meluncurkan pelaksanaan desa EKI di Desa Umong Seuribee, Kecamatan Lhoong, Kabupaten Aceh Besar untuk komoditas minyak nilam.

985 kali dilihat, 1 kunjungan hari ini
Editor: Jekson Simanjuntak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *