apakabar.co.id, JAKARTA – Setiap tahunnya, tanggal 22 April diperingati sebagai Hari Bumi Sedunia. Momen ini menjadi pengingat bahwa kita hidup berdampingan dengan alam, dan sudah sepatutnya kita menjaga dan melestarikannya.
Tahun 2025 ini, peringatan Hari Bumi yang ke-55 hadir dengan semangat baru—bukan hanya untuk mengingatkan, tapi juga mengajak semua orang semua untuk bertindak, sekecil apa pun kontribusi yang bisa dilakukan.
Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, masyarakat sering kali tidak sadar bahwa gaya hidup telah memberi beban besar pada Bumi. Tumpukan sampah plastik, kebiasaan konsumsi berlebihan hingga polusi udara dari kendaraan dan industri, telah meninggalkan jejak panjang bagi lingkungan.
Bumi terus menanggung dampaknya, sementara kita masih sering abai terhadap akibatnya.
Aksi global
Hari Bumi tidak hanya dirayakan di Indonesia, tetapi juga oleh sekitar 1 (satu) miliar orang di seluruh dunia. Didukung oleh berbagai organisasi lingkungan internasional, peringatan ini bertujuan mengajak masyarakat global untuk menjaga ekosistem, baik di darat maupun di laut.
Tahun ini, Earth Day Network selaku penyelenggara utama Hari Bumi mengusung tema ‘Our Power, Our Planet‘. Fokus utama dari tema ini adalah meningkatkan penggunaan energi terbarukan untuk menggantikan bahan bakar fosil.
Target besarnya adalah melipatgandakan produksi energi bersih secara global sebelum tahun 2030.
Sejarah Hari Bumi
Hari Bumi pertama kali diperingati pada 22 April 1970. Ide ini digagas oleh Senator Gaylord Nelson dari Amerika Serikat yang prihatin terhadap kerusakan lingkungan dan meningkatnya polusi. Aksi pertama itu diikuti oleh sekitar 20 juta orang.
Sejak itu, gerakan ini terus berkembang hingga menjadi gerakan global. Pada tahun 1990, peringatan Hari Bumi diikuti oleh lebih dari 140 negara. Kemudian pada 2009, Majelis Umum PBB menetapkan tanggal 22 April sebagai International Mother Earth Day.
Hari Bumi 2025 mengajak semua orang untuk berkontribusi, sekecil apa pun itu. Mulailah dengan langkah sederhana seperti mematikan listrik saat tidak digunakan, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, menggunakan transportasi umum, atau mendukung produk-produk ramah lingkungan.
Setiap orang bisa berpartisipasi dalam mendukung kebijakan pemerintah terkait energi bersih, seperti penggunaan panel surya, pengelolaan sampah yang lebih baik, hingga mendorong pembangunan yang berkelanjutan.
Tahun 2025, tema energi terbarukan diangkat karena berbagai alasan penting:
-
Lebih murah dari sebelumnya
Dalam 10 tahun terakhir, biaya pembuatan panel surya turun hingga 93%. Ini membuat energi surya semakin terjangkau bagi masyarakat secara luas. -
Mengurangi polusi udara
Energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin tidak menghasilkan emisi berbahaya, sehingga bisa menekan polusi udara dan menurunkan risiko penyakit. -
Menciptakan lapangan kerja hijau
Investasi di sektor energi terbarukan diperkirakan akan membuka sekitar 14 juta lapangan kerja baru secara global. -
Sudah terbukti berhasil
Hampir 50 negara di dunia kini telah mampu memenuhi lebih dari separuh kebutuhan listriknya dari energi terbarukan.
Hari Bumi bukan sekadar peringatan tahunan. Ini adalah seruan agar semua orang sadar akan tanggung jawab bersama dalam menjaga Bumi, rumah satu-satunya bagi seluruh makhluk hidup.
Dengan semangat ‘Our Power, Our Planet’, mari jadikan tahun 2025 sebagai titik balik menuju masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan. Karena Bumi yang sehat merupakan kunci bagi kehidupan yang lebih baik untuk kita dan generasi mendatang.