apakabar.co.id, JAKARTA – LPS Monas Half Marathon 2025 akan kembali digelar dengan format baru yang dirancang untuk memberikan pengalaman berlari lebih optimal.
Dengan tema “Time To Rise”, ajang lari yang digelar pada Minggu (15/6) ini akan membawa format baru, antara lain peserta yang tidak terbatas dan adanya rute baru.
Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan bahwa pada gelaran tahun ketiga ini, jumlah peserta naik menjadi 6.000 untuk kategori half marathon dan 1.500 untuk Run the City.
“Yang paling spesial, kami hadirkan rute baru yang tetap melewati ikon-ikon Jakarta, tapi dengan vibes dan ambience yang benar-benar segar bagi para pelari,” kata Purbaya dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (13/6).
Lebih jauh ia mengatakan, dari sisi dampak, LPS MHM bukan hanya soal olahraga. ribuan peserta dan penonton dari luar kota dan luar negeri ikut gerakkan sektor pariwisata, perhotelan, kuliner, dan UMKM lokal.
“Bahkan, tahun ini kami melibatkan langsung pelaku UMKM sebagai tenant makanan di area race day dan Run the City, agar manfaatnya semakin dirasakan oleh masyarakat. Dan kali ini, LPS MHM diikuti pelari dari 23 negara yang berarti bagus juga untuk promosi pariwisata kita,” jelasnya.
Rute Baru LPS MHM 2025
Salah satu pembaruan dalam LPS MHM 2025 yakni hadirnya rute baru yang merupakan hasil penyempurnaan dari evaluasi kegiatan tahun-tahun sebelumnya.
Rute baru LPS Monas Half Marathon 2025 kini menggunakan 90 persen jalur utama dan luas, dengan jumlah tikungan yang lebih sedikit dan jalur lurus yang lebih banyak.
Rute baru ini diklaim membuat pengelolaan lalu lintas lebih efisien dan aman bagi pelari dan masyarakat umum.
Selain itu, juga membuka peluang lebih besar bagi para peserta untuk memecahkan rekor waktu pribadi maupun nasional.
Bangkitkan Jakarta sebagai Sport Tourism City
Adapun tema “Time To Rise” sendiri menjadi ajakan bagi peserta untuk meraih capaian baru, bangkit dari batasan, serta membangun harmoni di tengah masyarakat melalui semangat berlari yang inklusif dan menyenangkan.
Tema tersebut juga sejalan dengan visi Jakarta sebagai kota global yang terbuka, aktif, dan berdaya saing.
Dalam konteks ini, LPS MHM berperan sebagai katalis yang memperkuat identitas Jakarta sebagai tuan rumah ajang lari berkelas internasional, sekaligus simbol kota yang terus bergerak maju melalui sport tourism.
“Kita ingin dunia melihat Jakarta bukan hanya sebagai kota besar, tapi juga kota yang aktif, aman, tempat masyarakatnya hidup sehat, dan pemerintahnya serius menyediakan ruang yang inklusif,” ujar Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga DKI Jakarta Andri Yansyah.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) Tigor Tanjung mengatakan, program Break the Limit dalam LPS MHM 2025 menciptakan atmosfer kompetisi yang sangat terukur dan fokus bagi para atlet nasional.
“Inovasi Break the Limit jadi contoh bagaimana ajang lari tidak hanya menjadi selebrasi massa, tapi juga ruang serius untuk mengukur dan mendorong performa atlet nasional,” ujarnya.
Ia menilai betapa pentingnya format yang fokus, jelas targetnya, dan menantang seperti ini agar para atlet tetap termotivasi di tengah banyaknya lomba yang sifatnya lebih rekreatif atau komersial.
Karena, menurutnya event ini tidak hanya memberi ruang bagi atlet elite, tetapi juga mendorong partisipasi komunitas dan publik. Ini menciptakan sebuah ekosistem yang saling menguatkan dari hulu ke hilir.
“Dengan konsistensi seperti ini, LPS MHM bisa menjadi salah satu pilar penting dalam menciptakan budaya lari yang kuat di Indonesia, sekaligus menjadi wadah regenerasi atlet yang terstruktur,” pungkas Tigor.