apakabar.co.id, JAKARTA – Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka menegaskan pentingnya kepemimpinan nasional yang adaptif, kolaboratif, dan berbasis realitas lapangan dalam menghadapi tantangan global.
Hal itu disampaikan saat memberikan pembekalan kepada 100 peserta Pendidikan Pemantapan Pimpinan Nasional (P3N) XXV dan 110 peserta Pendidikan Penyiapan dan Pemantapan Pimpinan Nasional (P4N) LXVIII di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Senin (14/7).
Di hadapan para peserta program unggulan Lemhannas RI, Wapres menekankan bahwa birokrasi, militer, dan sipil harus memiliki arah yang sama dalam menyukseskan agenda strategis nasional di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
“Kita harus satu visi, satu tujuan, satu komando mewujudkan visi, misi, program dari Bapak Presiden,” pungkas Gibran dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (15/7).
Ia juga mengingatkan bahwa kolaborasi antarsektor adalah kunci keberhasilan kebijakan publik, sekaligus penangkal dari ego sektoral yang kerap menjadi penghambat utama.
“Kita harus bekerja sama. Hilangkan egosektoral atau merasa paling hebat sendiri. Tidak ada negara yang bisa tumbuh dalam keadaan tidak stabil atau tidak kondusif,” ujarnya.
Gibran mencontohkan sinergi antara TNI dan Polri dalam mengamankan program ketahanan pangan sebagai bukti bahwa keberhasilan hanya bisa diraih melalui kerja kolektif.
Anak sulung Presiden ke-7 ini juga mendorong para pemimpin untuk lebih aktif turun ke lapangan agar bisa memahami langsung kebutuhan masyarakat.
“Turun ke lapangan itu bukan pencitraan. Dialog langsung dengan warga, pelaku UMKM, dan petani itu penting sekali,” tegasnya.
Dalam pemaparannya, Wapres juga menekankan pentingnya hilirisasi industri, kemandirian energi dan pangan, serta penguatan sumber daya manusia (SDM) sebagai fondasi menuju Indonesia Emas 2045.
“Kalau kita terus kirim barang mentah, kita akan terus tertinggal. Hilirisasi memberi nilai tambah dan mengangkat harga diri bangsa,” imbuhnya.
Bonus demografi, menurut Gibran, juga harus dijawab dengan kebijakan nyata seperti pengembangan Sekolah Rakyat, Koperasi Merah Putih, serta penguatan riset dan inovasi nasional.
Ia menyebut program seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), Cek Kesehatan Gratis (CKG), dan pendidikan AI serta coding sejak dini sebagai investasi jangka panjang untuk daya saing global.
“Di negara lain krisis populasi, kita justru dapat bonus demografi. Ini harus jadi peluang, bukan masalah,” tuturnya.
Sementara itu, Gubernur Lemhannas, Prof Tubagus Ace Hasan Syadzily, menjelaskan bahwa P3N dan P4N merupakan hasil transformasi dari program pendidikan kepemimpinan sebelumnya.
Melalui penyempurnaan kurikulum dan pendekatan hybrid yang lebih interaktif, Lemhannas kini semakin siap mencetak pemimpin tangguh di bidang geopolitik dan ketahanan nasional.
“Penyederhanaan durasi dan metode pembelajaran baru ini dirancang untuk menjaga kualitas materi sekaligus meningkatkan fleksibilitas peserta,” ujar Prof Tubagus Ace.
Di waktu bersamaan, pengusaha sekaligus peserta program Lemhanas P3N XXV, Ridho Pandoe, turut mendukung semangat kolaboratif dan visi pembangunan nasional juga datang dari kalangan peserta.
“Kami peserta Lemhannas P3N – siap mendukung program pemerintah dan para calon pemimpin Indonesia,” ujar Ridho Pandoe.
Lebih jauh ia menambahkan bahwa Lemhannas tidak hanya mencetak pemimpin tangguh, tetapi juga membuka ruang kolaborasi lintas sektor yang sangat dibutuhkan dalam pembangunan nasional.
Menurut dia, pentingnya kepemimpinan yang intregitas dan nasionalis membawa program pemerintah dapat dijalankan dengan baik dan barokah.
“Dengan semangat perubahan, sinergi, dan kesiapan dari berbagai elemen bangsa, program P3N dan P4N Lemhannas hadir sebagai lokomotif baru dalam mencetak pemimpin masa depan yang siap membawa Indonesia menuju era keemasan,” kata Ridho Pandoe.
Sebagai informasi, dalam acara tersebut turut dihadiri Wakil Gubernur Lemhannas Laksdya Edwin, Sekretaris Utama Lemhannas Komjen R. Z. Panca Putra S., Plt. Sekretaris Wapres Al Muktabar, serta para Deputi.