apakabar.co.id, JAKARTA – Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) kaget Pilot Susi Air, Philips Mark Mehrtens bebas.
Hanya berselang empat hari sejak proposal pembebasan diberikan pada 17 September 2024, Philip Mehrtens langsung dibebaskan kelompok Egianus Kogoya.
Sambom lantas menuding Egianus dan kelompoknya menerima uang dari TNI-Polri dalam proses pembebasan pilot Susi Air tersebut.
“Egianus Kogoya telah menghianati TPNPB Komando Nasional di 35 komando wilayah pertahanan,” jelas Sambom via seluler kepada apakabar.co.id, Sabtu malam (21/9).
Egianus dan kelompoknya, kata Sambom, benar-benar kelompok kriminal yang menyandera pilot hanya demi uang.
“Itu sangat kurang ajar. Jadi mereka tidak jauh beda dengan pengecut, atau bencong,” ujar Sambom.
“Ya sangat jelas, mereka serahkan pilot ke TNI-Polri, berarti mereka terima uang suap. Kami bisa buktikan,” Sambom lagi.
Sambom menyebut Egianus Kogoya dan kelompoknya tergiur kepentingan politik Pilkada Nduga.
“Pj Bupati Nduga Edison Gwijangge janji atau kasih uang untuk beli senjata, maka Egianus Kogoya dan kelompoknya serahkan pilot ke Edison Gwijangge,” ujarnya.
Peran Edison memang signifikan. Pj Bupati Nduga itu adalah orang yang menjemput Philip di hutan Yuguru, Distrik Maibarok setelah setahun lebih disandera kelompok Egianus. Edison juga merupakan keluarga dekat Kogoya.
Philip Marthens disandera kelompok separatis Papua pada 7 Februari 2023 setelah mendaratkan pesawat di lapangan terbang Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.
Lantas apa kata TNI-Polri soal tudingan Sambom? Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Hadi Tjahjanto membantah adanya uang tembusan.
“Tidak ada yang mereka minta kita hanya pendekatan secara persuasif,” ujar purnawirawan jenderal itu di Lanud Halim Perdanakusuma.
Pesawat yang membawa pilot Susi Air Philip Mehrtens mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma, Sabtu malam (21/9). Pantauan apakabar.co.id. pesawat yang membawa Philip berjenis Boeing 737-2X9(A) dengan nomor penerbangan AI-7301. Pesawat mendarat tepat pukul 22.30 Wib.
Belasan anggota TNI dan Polri memberi pengawalan ketat kepada Philip sejak turun dari pesawat. Awak media yang meliput dilarang untuk mendekat.
Philip dengan pengawalan ketat langsung menuju ruangan transit. Tak lama kemudian ia langsung menuju mobil, dan meninggalkan Bandara Halim Perdanakusuma.
Hadi mengatakan proses pembebasan dilakukan dengan negosiasi yang sangat panjang
“Negosiasi ini dilakukan oleh Satgas dari TNI dan Polri yang terus dari waktu-waktu-waktu, dari hari ke hari memantau perkembangan di wilayah Nduga,” ujarnya.
Pendekatan non-militer, kata dia, juga melibatkan tokoh adat, tokoh masyarakat, dan pihak gereja.
“Proses pembebasan ini adalah hasil kerja keras kita bersama, dan kita patuh bersyukur bahwa pilot Kapten Philip saat ini sudah kita serahkan kepada duta besar Selandia Baru,” pungkasnya.