1446
1446

Erupsi Gunung Semeru: Letusan Setinggi 800 Meter, Warga Diminta Waspada

Gunung Semeru erupsi dengan letusan setinggi 800 meter di atas puncak pada Senin (7/4/2025) pagi. Foto: PVMBG

apakabar.co.id, JAKARTAGunung Semeru, gunung tertinggi di Pulau Jawa yang terletak di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, kembali mengalami erupsi pada Senin pagi (7/4). Letusan terjadi pada pukul 05.41 WIB dengan tinggi kolom letusan mencapai 800 meter di atas puncak, atau sekitar 4.476 meter di atas permukaan laut.

Informasi ini disampaikan oleh Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Mukdas Sofian, melalui laporan tertulis yang diterima di Lumajang. Ia menjelaskan bahwa kolom abu yang muncul berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal dan bergerak ke arah utara.

“Aktivitas ini tercatat di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 milimeter dan durasi 170 detik,” ujar Mukdas di Lumajang, Senin (7/4).

Tak hanya sekali, sebelumnya pada pukul 00.23 WIB, Semeru juga sempat meletus dengan kolom letusan setinggi 600 meter di atas puncak. Warna abu masih sama, yakni putih keabu-abuan, dengan arah yang juga ke utara.

“Erupsi tersebut juga terekam di alat seismograf dengan amplitudo maksimum 22 milimeter dan durasi 171 detik,” terangnya.

Aktivitas seismik meningkat

Dalam periode pengamatan kegempaan selama 24 jam pada Minggu (6/4), tercatat adanya peningkatan aktivitas vulkanik yang cukup signifikan. Gunung Semeru mengalami 57 kali gempa letusan atau erupsi, 12 kali gempa embusan, dan 5 kali gempa harmonik.

Selain itu, telah terjadi 2 kali gempa guguran, dan 3 kali gempa tektonik jauh.

“Jumlah aktivitas ini menunjukkan bahwa kondisi Gunung Semeru masih cukup aktif dan berpotensi mengalami letusan susulan,” papar Mukdas.

Rekomendasi PVMBG

Merespons kondisi ini, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan beberapa rekomendasi untuk keselamatan masyarakat di sekitar Gunung Semeru. Status Gunung Semeru saat ini berada pada tingkat Waspada (Level II).

Beberapa hal yang perlu diperhatikan masyarakat adalah:

  1. Dilarang Beraktivitas di Zona Rawan
    Masyarakat tidak diperbolehkan melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara, khususnya di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 8 kilometer dari puncak. Zona ini merupakan daerah paling rawan karena merupakan jalur utama aliran awan panas dan lahar.

  2. Menjauhi Tepi Sungai
    Di luar radius 8 kilometer tersebut, masyarakat juga dilarang berada dalam jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan. Hal ini untuk mengantisipasi kemungkinan perluasan aliran awan panas dan lahar yang bisa menjangkau hingga 13 kilometer dari puncak.

  3. Jauhi Kawasan Puncak
    Aktivitas dalam radius 3 kilometer dari kawah/puncak juga tidak diperbolehkan karena berbahaya akibat potensi lontaran batu pijar.

  4. Waspada Potensi Lahar dan Lava
    Masyarakat di sekitar sungai dan lembah yang berhulu di Gunung Semeru diimbau waspada terhadap potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan. Sungai-sungai yang harus diwaspadai antara lain: Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, termasuk juga anak-anak sungai dari Besuk Kobokan.

Keselamatan adalah prioritas

Erupsi Gunung Semeru merupakan pengingat tentang pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam. Masyarakat di sekitar kawasan rawan diminta untuk tetap tenang, mengikuti arahan petugas, dan tidak mudah percaya pada informasi yang belum terverifikasi.

Jika terjadi hujan deras, terutama di wilayah hulu, warga juga disarankan untuk segera menjauhi daerah aliran sungai guna menghindari potensi banjir lahar dingin. Pemerintah daerah dan tim tanggap darurat juga terus bersiaga untuk memberikan bantuan apabila dibutuhkan.

“Keselamatan adalah hal utama. Tetap waspada dan ikuti arahan dari pihak berwenang,” tandasnya.

255 kali dilihat, 256 kunjungan hari ini
Editor: Jekson Simanjuntak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *