Media Alternatif Berkisah soal Isu Lingkungan

Sederet tantangan dihadapi media alternatif, dari intervensi melalui pendanaan, kompetensi jurnalis, hingga independensi media.

Sejumlah panelis dari media alternatif lokal menyampaikan paparannya di Press Freedom Conference Kongres XII Aliansi Jurnalis Independen (AJI) di Palembang, Jumat (4/5). Foto: apakabar/Kindy

apakabar.co.id, PALEMBANG – Sejumlah media alternatif, khususnya di lingkup lokal menghadapi sederet tantangan dalam memberitakan isu lingkungan di wilayahnya masing-masing.

Redaktur floresa.co Anastasia Ika Wulandari mengungkapkan sebagian besar media di Flores tidak kritis dalam menyajikan pemberitaan.

Tidak kritisnya media, kata Anastasia, disebabkan media lokal di tempatnya menerima pendanaan dari korporasi BUMN. Ia mencontohkan PLN saat menggarap proyek geothermal yang berdampak pada masyarakat adat di sekitar lokasi.

Kondisi tersebut juga semakin diperparah dengan kemampuan jurnalis di Flores yang tidak memiliki kemampuan yang mumpuni saat mengerjakan isu lingkungan.

“Isu lingkungan terasa dekat saat menuliskan sulit,” katanya saat Press Freedom Conference Kongres XII Aliansi Jurnalis Independen (AJI) di Palembang, Jumat (3/5).

Tak hanya proyek korporasi, proyek tanggul yang dikerjakan pemerintah di pesisir laut di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) tak kunjung selesai.

Kawasan tersebut diketahui merupakan ruang hidup para nelayan dan petani garam di kawasan tersebut.

“Floresa nekat terus memberitakan. Ini tidak mudah bagi kami dan kami tidak mau menyentuh dana tersebut,” terangnya.

Manager Program bollo.id, Mohammad Taufiqqurahman menerangkan tantangan yang media alternatif asal Makassar tersebut sering dituding sebagai media abal-abal.

Tudingan tersebut diresponsnya dengan menegaskan bollo.id merupakan media yang memiliki pagar api yang tegas antara redaksi dengan iklan.

Terlebih, di Sulawesi merupakan pulau yang dipenuhi dengan aktivitas tambang. Politisi dan pengusaha di kawasan tersebut semakin dominan.

“Kami belum ada ancaman, kami sempat ditawar oleh pengusaha,” jelasnya.

Mensiasati melanjutkan idealismenya sebagai media alternatif, bollo.id melibatkan mahasiswa akhir sebagai reporter untuk melanjutkan regenerasi.

“Kami ingin anak anak muda mengambil bagian dalam membentuk media alternatif.” ujarnya.

Pemimpin Redaksi kilasjambi.com, Achmad Riky Sufrian menyatakan saat memutuskan medianya memiliki fokus isu lingkungan, pihaknya memilih menjalin kerja sama dengan kelompok masyarakat sipil atau NGO.

Kerja sama tersebut salah satunya dijalin dengan bersama Walhi Jambi. NGO yang memiliki fokus pada isu lingkungan tersebut dinilainya sangat apresiatif mendukung kerja-kerja jurnalistik isu lingkungan.

“Walhi kuat dalam data spasial. Kita manfaat data data mereka saat mengangkat isu lingkungan,” jelasnya.

37 kali dilihat, 1 kunjungan hari ini
Editor: Bethriq Kindy Arrazy
Editor: Bethriq Kindy Arrazy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *