apakabar.co.id, JAKARTA – Menyambut Idulfitri 1445 Hijriah, sebagian besar wilayah di Indonesia berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat. Semua itu terjadi di pagi hari dan berpotensi disertai petir serta angin kencang.
Laman Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang dipantau di Jakarta menunjukkan, hujan diprakirakan turun di sejumlah wilayah dengan beberapa provinsi berstatus waspada akibat dari dampak hujan yang lebat.
Beberapa provinsi tersebut ialah Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Bengkulu, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat, hingga Kalimantan Timur.
BMKG juga memprakirakan beberapa wilayah di provinsi Papua, Papua Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Selatan, dan Jambi berstatus waspada akibat dari dampak hujan yang sangat lebat.
Khusus untuk wilayah DKI Jakarta, beberapa wilayah mengalami cuaca cerah berawan di pagi hari, yakni Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Kepulauan Seribu. Adapun untuk wilayah Jakarta Pusat dan Utara, BMKG memprakirakan dua wilayah tersebut hanya akan mengalami cuaca berawan di pagi hari.
Memasuki siang hari, seluruh wilayah DKI Jakarta secara serentak mengalami hujan, baik dengan intensitas ringan maupun sedang. BMKG memprakirakan hujan di DKI Jakarta akan berhenti dan hanya akan mengalami cuaca berawan pada malam hari.
Sebelumnya pada Kamis malam (4/4), BMKG memperkirakan potensi terjadinya cuaca ekstrem selama arus perjalanan mudik Lebaran 2024 di wilayah Jawa Timur hingga beberapa daerah di Indonesia bagian timur berpotensi meningkat seiring timbulnya keberadaan bibit siklon 96S.
“Bibit siklon 96S tersebut teridentifikasi timbul berpusat di sekitar Laut Sawu,” ujar Guswanto, Deputi Bidang Meteorologi BMKG dari Karawang, Jawa Barat, Rabu (10/4).
Ia menjelaskan, bibit siklon 96S itu mempengaruhi kecepatan angin maksimum. Kecepatannya berkisar 28-37 kilometer per jam dengan tekanan pada pusatnya sekitar 1.007 mb.
Berdasarkan analisa BMKG diketahui pergerakan angin maksimum akibat tekanan yang ditimbulkan mengarah ke arah barat daya hingga selatan atau menjauhi perairan selatan Nusa Tenggara Timur.
Dengan kondisi demikian, menurut Guswanto, sistem bibit siklon 96S tersebut meningkatkan potensi risiko sedang hingga tinggi dalam periode dua atau tiga hari ke depan.
Pihaknya memprediksi siklon akan meningkatkan terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat di wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Guswanto menambahkan, signifikansi kondisi cuaca di wilayah Indonesia ini juga didukung oleh Aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) serta fenomena Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial masih terpantau dan diprediksi aktif di wilayah Indonesia dalam periode yang bersamaan.
“Termasuk, suhu muka laut yang hangat juga berperan dalam menyediakan kondisi yang mendukung pertumbuhan awan hujan signifikan di wilayah Indonesia,” tandasnya.