apakabar.co.id, BANDUNG – Lebaran semakin dekat. Jumlah pemudik yang melintas di Jalur Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat terus mengalami peningkatan. Akibat kepadatan di sejumlah lokasi jalur mudik, polisi terpaksa memberlakukan sistem satu arah atau ‘one way’,
Pantauan apakabar pada Senin (8/4) pagi di jalur arteri selatan, polisi telah memberlakukan kebijakan satu arah untuk arus lalu lintas menuju Tasikmalaya. Hal itu dilakukan lantaran terjadi penumpukan kendaraan, sehari sebelumnya. Selain itu, untuk mengurai kemacetan, polisi juga memberlakukan pengalihan arus di Jalur Nagreg.
Kasatlantas Polresta Bandung Kompol Mangku Anom menjelaskan kegiatan pengalihan arus lalu lintas mulai diberlakukan pada Minggu (7/4) pada pukul 01.30 WIB hingga menjelang pagi hari. Hal itu sebagai bentuk antisipasi terhadap kepadatan pemudik yang melintasi jalur tersebut.
“Iya benar, pengalihan arus di jalur Nagreg. Kami pun sudah melakukan pengalihan arus ke arah Leles dikarenakan jalur Limbangan yang sangat padat,” terang Anom, Senin (8/4).
Anom berharap pemberlakuan kebijakan satu arah itu bisa mencegah terjadinya kemacetan panjang selama arus mudik berlangsung. Dengan demikian, arus lalu lintas di wilayah jalur selatan yang menuju Tasikmalaya maupun Jawa Tengah tetap dalam kondisi terpantau lancar.
Pengalihan arus mulai diberlakukan di Cagak Nagreg terhadap arus kendaraan yang mengarah ke Tasikmalaya. Dengan demikian, kendaraan pemudik diarahkan untuk berbelok ke kanan ke arah Garut.
“One way di sekitaran jalur Nagreg Cikaledong itu memang harus kolaboratif. Kami sudah koordinasi juga dengan jajaran Polres Garut,“ ucap Anom.
Anom juga membeberkan, hingga H-3 Lebaran kemarin. pihaknya mencatat terjadinya lonjakan perjalanan oleh para pemudik di malam hari. Kondisi itu menjadi perhatian khusus polisi, mengingat seringnya terjadi kecelakaan.
Untuk itu, Anom mengimbau para pemudik yang melakukan perjalanan di malam hari agar lebih waspada dan berhati-hati saat melintas. Termasuk dengan penggunaan lampu kendaraan yang memadai agar terhindar dari kecelakaan, mengingat di wilayah tersebut kondisi jalannya tidak rata.
“Kita melihat tren kurang lebih dari empat hari yang lalu memang cukup banyak pemudik yang melakukan perjalanan terutama pada magrib ataupun setelah jam makan malam. Dan itu cukup variatif, tidak hanya roda empat, roda dua pun demikian,” pungkasnya.