apakabar.co.id, JAKARTA – Ribuan hektare sawah Kabupaten Banjar di Kalimantan Selatan terendam banjir. Bahkan hingga kini. Legislator Senayan, Syaifullah Tamliha mereaksi.
“Solusi mengatasi banjir di Kabupaten Banjar ini dengan merealisasikan Bendungan Riam Kiwa,” kata anggota Komisi Kebencanaan DPR RI itu, Sabtu (6/7).
Mengacu data Dinas Pertanian Banjar, dua pekan lalu sekitar 1.088,5 hektare sawah terendam. Terbanyak di Kecamatan Martapura Barat. Angkanya mencapai 779 hektare.
Dari 49.000 hektare sawah di Banjar, belum ada update terbaru jumlah terendam. Namun berdasarkan fakta yang himpun, lahan-lahan pertanian itu masih digenangi banjir.
Contohnya wilayah Desa Lok Buntar, Kecamatan Sungai Tabuk. Petani di sana, tak bisa menanam benih padi.
“Lahan sawah kami terendam. Airnya dalam. Tidak sempat ditanami semua,” ungkap warga setempat, Fahrulrazi.
Rendaman itu terjadi sejak bulan lalu. Membuat petani gigit jari. Mereka tak mungkin menggarap sawah.
“Kalau terus begini, benih yang sudah ditanam pun tidak akan tumbuh,” tuturnya.
Begitulah gambaran situasi yang dihadapi petani Banjar. Terutama di desa-desa terdekat dengan luapan air sungai.
Kembali ke Tamliha. Bagi dia, ini ancaman nyata bagi masyarakat di Kabupaten Banjar. Apalagi situasi serupa nyaris tiap tahun terjadi.
“Pertanian ini salah satu komoditas utama di Kabupaten Banjar. Erat sekali kaitannya dengan perekonomian masyarakat,” katanya.
Apalagi jika mengingat banjir terparah Kalsel pada 2021 lalu. Di Kabupaten Banjar tak ada panen raya tahun itu.
Bahkan banjir gak hanya menyapu lahan pertanian. Tapi juga permukiman, sampai-sampai jalan raya.

Itulah mengapa Bendungan Riam Kiwa ia sebut-sebut opsi paling konkret mengatasi banjir. Karena menormalisasi sungai saja tak akan cukup.
Megaproyek Bendungan Riam Kiwa ini sebenarnya diwacana sejak lama. Awal tahun tadi kembali mencuat.
Kabarnya, negara bahkan bakal menyiapkan budget sekitar Rp1,7 triliun. Tapi sayang, urusan lahan belum selesai.
“Kepala daerah harus lugas mengatasi ini,” ucap politikus PPP itu.
Lagipula, alam tak bisa diprediksi. Banjir yang terjadi beberapa waktu lalu, bisa kembali terulang. Dan faktanya begitu.
Berkaca 2023 lalu. Dari catatan BPBD, Ada sekitar 17.257 rumah terendam banjir di Banjar. 19.428 kepala keluarga harus mengungsi.
Banjir terparah merendam tujuh kecamatan. Martapura, Martapura Timur, Martapura Barat, Astambul, Sungai Tabuk, Karang Intan dan Cintapuri.
Sekali lagi, kata Tamliha, Bendungan Riam Kiwa adalah solusi. Pembangunannya harus terealisasi.
“Tak cuma mengatasi banjir, tapi juga untuk mengairi sawah dan sumber tenaga listrik,” sebut mantan anggota Komisi Infrastruktur itu.
Biar tahu saja. Lokasinya bendungan Riam Kiwa ini berada di Desa Angkipih dan Paramasan Bawah. Seingat Tamliha, bisa mengairi sekitar 2.000 hektare sawah.
Bendungan ini mampu mereduksi banjir hingga 225,8 meter kubik per detik. Juga menyediakan air baku sebanyak 4,5 meter kubik per detik.
Nilai plus lain, jika bendungan itu dibangun turbin, maka bisa menghasilkan tenaga 6 mega watt. “Cukup untuk menerangi wilayah Banjar,” imbuhnya.
Intinya, Tamliha mengingatkan pemerintah daerah untuk belajar. Tak cuma menanggulangi, tapi juga mencegah bencana sebelum terjadi.
“Kita semua tidak ingin bencana tahunan ini terus terulang,” pungkasnya.