Siswa Kelas 2 SDN 1 Sukaluyu Cianjur Terpaksa Belajar di Lantai

Puluhan siswa kelas 2 SDN 1 Sukaluyu, Kabupaten Cianjur harus belajar di lantai tanpa meja dan kursi. Foto: apakabar.co.id/ Riski Maulana

apakabar.co.id, CIANJUR – Nasib kurang mengenakkan dialami oleh puluhan siswa SDN 1 Sukaluyu, Desa Sukaluyu, Kecamatan Sukaluyu, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Sebanyak 28 siswa yang duduk di bangku kelas 2 harus rela mengikuti kegiatan belajar di lantai. Hal itu terjadi karena ruangan kelasnya tidak memiliki kursi dan meja.

Meskipun sering mengalami pegal dan merasakan dinginnya lantai, para siswa selalu bersemangat datang ke sekolah untuk mengikuti pembelajaran. Hal yang membuat para siswa tidak nyaman, kerap tidak mereka hiraukan.

Rida Ul Husna, siswa kelas 2  membeberkan dirinya sudah belajar di lantai sejak masuk di bangku kelas 2 SD. Hal tersebut terpaksa dijalani karena memang tidak ada pilihan lain.

Penyediaan Alat Kontrasepsi di Sekolah, JPPI: Tidak Ada Manfaatnya

“Pas baru masuk kelas dua udah di lantai. Gak nyaman belajarnya, suka pegel dan dingin karena lantai,” ujar Rida saat ditemui, Senin (26/8).

Ia berharap, kondisi saat ini segera berakhir. Dengan demikian, ia bisa kembali melanjutkan pembelajaran secara normal dengan menggunakan meja dan kursi.

Belajar secara normal, menurut Rida, akan memberi rasa nyaman. Dengan begitu ia akan terhindar dari rasa pegal yang kerap menghantuinya usai pulang sekolah.

Pengennya kaya kelas yang lain ada bangku, ada kursi biar belajarnya nyaman nggak pegel biar lebih fokus,” ucapnya.

Jelang Tahun Ajaran Baru, Harga Seragam Sekolah Naik di Cianjur

Salah seorang guru di SDN 1 Sukaluyu membenarkan jika kondisi belajar tanpa kursi dan meja sudah berlangsung selama tiga tahun. Itu artinya selama tiga tahun sudah tiga angkatan yang pernah mengalami hal serupa.

Guru tersebut menjelaskan, kondisi meja dan kursi di sekolah mereka banyak yang mengalami kerusakan. Sayangnya, hingga saat ini belum ada pengganti yang diberikan.

Tidak hanya ketersediaan meja dan bangku yang terbatas, kondisi bangunan sekolah juga dianggap tidak layak. Beberapa bagian dari bangunan sekolah telah rusak dan mengalami pelapukan.

“Ya bagaimana mau nyaman, tempatnya juga keliatan begini. Tapi kan karena keadaan terpaksa mungkin belajar di dalam dengan kondisi seperti ini. Ya pasti sih ada yang ngeluh pegel bu, dingin bu, gitu. Ya kita kasih semangat aja,” terangnya.

Yulianti Nurgantini asal Cianjur Terpilih Jadi Komandan Paskibra di KJRI Perth Australia

Menurut guru yang tidak ingin disebutkan namanya itu, kondisi sekolah mereka sudah diketahui pihak dinas pendidikan setempat. Bahkan pihak dinas sudah sempat melakukan survei.

Saat itu, pihak sekolah dijanjikan akan mendapatkan bantuan berupa perbaikan pada tahun 2022. Namun hingga dua tahun berselang, bantuan yang dijanjikan tak kunjung tiba.

“Dari dinas pendidikan sama PUPR pernah melihat kesini cuman waktu itu baru survei, katanya ada bantuan di tahun 2022, terus 2023. Tapi hingga saat ini gak ada. Sekolah ini juga termasuk sekolah kategori terdampak gempa,” tandasnya.

148 kali dilihat, 1 kunjungan hari ini
Editor: Jekson Simanjuntak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *