1446
1446

Suara Musisi Menggema, Dorong Sistem Royalti yang Adil untuk Industri Musik Indonesia

Agnez Mo saat berkunjung ke Kemenkumham. Foto: Instagram @agnezmo

apakabar.co.id, JAKARTA – Sejumlah musisi ternama Indonesia, seperti Agnez Mo, Arman Maulana, Ariel Noah, dan Bunga Citra Lestari, bertemu dengan Menteri Hukum, Supratman Andi Agtas, pada Rabu (20/2) di Jakarta.

Pertemuan tersebut bertujuan untuk menyampaikan aspirasi terkait sistem royalti yang dinilai masih menyisakan banyak kebingungan di kalangan pelaku industri musik.

Dalam konferensi pers usai audiensi, Supratman menyampaikan apresiasinya atas inisiatif para musisi yang berani menyuarakan keresahan mereka. Ia menegaskan bahwa masukan dari para penyanyi dan pencipta lagu akan menjadi bahan pertimbangan dalam pembahasan revisi Undang-Undang Hak Cipta yang tengah digodok di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

“Masukan ini akan kami jadikan pertimbangan dalam pembahasan revisi Undang-Undang Hak Cipta,” ujar Supratman. Ia menekankan bahwa pemerintah terbuka terhadap berbagai masukan, tidak hanya dari musisi, tetapi juga dari akademisi dan pemangku kepentingan lainnya.

Dalam audiensi tersebut, Agnez Mo turut berbagi pandangannya mengenai hak royalti. Sebagai penyanyi dan pencipta lagu yang berkarier di dalam dan luar negeri, ia menekankan pentingnya pemahaman yang lebih baik terhadap regulasi yang berlaku di Indonesia.

Agnez menceritakan bahwa awalnya, ia hanya ingin belajar lebih dalam tentang Undang-Undang Hak Cipta. Namun, ia menemukan beberapa kasus yang membingungkan musisi, sehingga diskusi dengan menteri hukum menjadi langkah yang tepat.

“Karena saya WNI, saya taat hukum Indonesia. Sayangnya, ada kasus yang membuat kami kebingungan, jadi saya pikir ini kesempatan yang baik, untuk sama-sama duduk dan mendengar agar kami semua lebih sadar hukum, jelas Agnez Mo.

Agnez Mo juga membagikan pengalamannya sebagai bagian dari Broadcast Music, Inc. (BMI), lembaga manajemen kolektif di Amerika Serikat. Ia berharap sistem di Indonesia bisa lebih transparan dan memberikan kejelasan bagi para pencipta lagu dan penyanyi dalam menerima hak royaltinya.

Sementara itu, Arman Maulana, vokalis band Gigi, mengungkapkan bahwa keresahan terkait sistem royalti menjadi alasan utama para musisi berkumpul. Menurutnya, para penyanyi merasa perlu menyampaikan suara mereka secara kolektif, mengingat belum adanya serikat resmi yang menaungi hak-hak penyanyi di Indonesia.

Untuk itu, beberapa musisi membentuk Vibrasi Suara Indonesia (VISI), sebuah wadah yang bertujuan memperjuangkan hak-hak musisi dan menyusun manifesto sebagai panduan dalam menyuarakan aspirasi.

“Kami berkumpul karena belum ada serikat penyanyi yang menaungi, sehingga beberapa penyanyi membentuk VISI dan menyusun manifesto,” ujar Arman.

Senada dengan Arman, Ariel Noah menegaskan bahwa VISI hadir untuk mewakili suara para penyanyi yang menginginkan penyelesaian segera atas polemik royalti yang berkembang. Ia berharap pemerintah dapat menjadi penengah dalam mencari solusi terbaik.

“Kami ingin negara hadir untuk menengahi dan menyelesaikan persoalan ini agar ada kejelasan bagi semua pihak,” tutur Ariel.

Bunga Citra Lestari (BCL) menambahkan bahwa tujuan utama para musisi bukan hanya soal royalti, tetapi menciptakan ekosistem musik yang adil bagi semua pihak. Ia menekankan pentingnya transparansi dalam pembagian hak royalti, baik bagi pencipta lagu maupun penyanyi yang membawakan karya tersebut.

“Yang pasti, kami sebagai penyanyi ingin ada solusi. Agar industri musik bisa berjalan dengan fair dan baik untuk semua,” ucap BCL.

Audiensi ini menjadi langkah awal dalam memperkuat dialog antara pemerintah dan para musisi. Para pelaku industri musik berharap bahwa revisi Undang-Undang Hak Cipta dapat menghasilkan kebijakan yang lebih jelas, transparan, dan adil, sehingga hak-hak pencipta dan penyanyi bisa terlindungi dengan baik.

Dengan semangat kolaborasi, musisi Indonesia melalui VISI berkomitmen untuk terus mengawal proses ini. Mereka percaya bahwa dengan duduk bersama dan mendengar aspirasi semua pihak, ekosistem musik yang sehat dan berkelanjutan bisa terwujud di Tanah Air.

274 kali dilihat, 3 kunjungan hari ini
Editor: Jekson Simanjuntak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *