1446
1446
Flash, News  

Nekat, Konvoi Truk Lawan Arus di Paser Kaltim

Konvoi truk melawan arus di jalan Batu Kajang, Paser, Kalimantan Timur. Foto: tangkapan layar/Facebook

apakabar.co.id, JAKARTA- Iring-iringan truk nekat melawan arus di Batu Kajang, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur (Kaltim). Warga lalu diam-diam merekamnya dan viral di media sosial Facebook.

Dari video yang diterima media ini, malam itu konvoi truk datang tiba-tiba dari arah selatan menuju arah Kota Balikpapan. “Betul. Itu video dua hari yang lalu. Mereka sembunyi-sembunyi melintas jam 12 malam sampai pagi,” jelas seorang warga Batu Kajang dihubungi media ini, Selasa tadi malam (4/3).

Setelah video ini menjadi perbincangan luas, kata dia, sejak kemarin tidak ada lagi truk yang melintas. Memang, sudah setahun belakangan warga di Batu Kajang melakukan penolakan. Mereka merasa kehadiran armada truk di jalan raya hanya memperparah kerusakan jalan dan jembatan. Itu belum termasuk risiko keselamatan pengendara umum.

Lebih jauh, sudah tiga nyawa melayang. Dua akibat terlibat kecelakaan dengan truk batu bara. Konflik warga dengan armada truk juga membuat seorang warga bernama Russell terbunuh.

Pada 15 November 2024, ia dan rekannya Anson diserang saat berjaga di posko anti-hauling di Muara Kate. Sampai kini pembunuhnya belum tertangkap.

Warga di Batu Kajang dan Muara Kate lalu mendirikan sebuah posko untuk melakukan sweeping. Diakuinya sejak dua hari belakangan, penjagaan di Batu Kajang mulai melonggar.

“Yang jaga di sini mayoritas emak-emak. Kalau puasa habis berbuka kan kami terawih. Jadi tidak seketat di Muara Kate,” jelasnya.

Warga lainnya turut membenarkan. Iring-iringan truk ini terekam pada malam Senin. Ia belum bisa memastikan apakah memuat batu bara atau semen. Namun mereka tetap curiga yang dimuat adalah emas hitam.

“Kalau ini truk semen jumlahnya kok banyak gitu, ya kami curiga,” jelasnya.

Apalagi berkaca pada sweeping 19 Februari lalu. Sebuah truk batu bara yang terciduk oleh warga kedapatan menggunakan modus menyaru truk semen. Saat diperiksa, barulah warga tahu jika isinya adalah berton-ton batu bara.

“Jadi terpal truknya ditutup kayak [mengangkut] semen gitu. Dari jauh keliatannya rata,” jelas dia.

Sebenarnya, kata dia, warga juga resah dengan kehadiran truk bermuatan semen di jalan raya. Tapi sejauh ini jumlah truk semen tidak sebanyak batu bara. Sekali konvoi, kata dia, bisa 700 hingga 1.000 unit yang melintasi Batu Kajang. 

“Yang kita tahu juga material di truk semen ini untuk pembangunan IKN,” kata dia.

Truk-truk ini nekat melawan arus karena ruas sisi kiri jalan sepanjang Batu Kajang, kata dia, sudah rusak parah.

Banyak lubang-lubang menganga setinggi lutut dewasa. Saat hujan, lubang-lubang ini tak kasat mata. Kata dia, sudah tak bisa dihitung lagi berapa pengendara yang mengalami kecelakaan hingga patah tulang.

Kaltim sejatinya memiliki peraturan daerah nomor 10 tahun 2012. Nyatanya, beleid ini tak mempan melarang penggunaan jalan umum oleh truk batu bara.

Pengamat transportasi nasional Djoko Setijowarno mengatakan apapun alasannya iring-iringan truk melawan arus tak dibenarkan. “Tetap tidak boleh. Pasti ini ada beking,” jelas dia, Rabu (5/1) subuh. Djoko meminta kepolisian segera bertindak. 

Terpisah, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Samarinda turut mendesak agar pemerintah turun tangan dan tak membiarkan warga berjibaku sendirian. 

“Warga sedang berjibaku melakukan aksi boikot kegiatan hauling batu bara yang di jalan raya karena berisiko memantik konflik di masyarakat,” jelas pengacara publik LBH Samarinda, Irvan, dikontak terpisah.

Irvan melihat aturan hukum harus ditegakkan agar tak memantik konflik lanjutan. “Perda 10 tahun 2012 masih berlaku dan kegiatan pertambangan tidak boleh menggunakan jalan umum berdasarkan UU Nomor 3 Tahun 2020,” pungkas Irvan.

Media ini sudah mengontak Kapolda Kaltim Irjen Pol Nanang Avianto. Belum ada respons. 

195 kali dilihat, 195 kunjungan hari ini
Editor: Fariz Fadillah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *