apakabar.co.id, JAKARTA – Bareskrim Mabes Polri telah menangkap dan menahan Direktur Persiba Balikpapan, Catur Adi, yang terjerat kasus narkoba dan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).
Penangkapan ini berawal dari razia peredaran narkoba di Lapas Kelas II A Balikpapan pada 27 Februari 2025.
Dalam operasi tersebut, polisi berhasil menyita 69 gram sabu dan menetapkan sembilan tahanan lapas sebagai tersangka, salah satunya adalah Ek, yang diduga menjadi pengendali peredaran sabu di dalam lapas.
Setelah mengidentifikasi aliran uang yang mengalir dari hasil bisnis narkoba, polisi melacak transaksi yang mengarah kepada Catur Adi.
Ek, yang mentransfer uang hasil penjualan sabu kepada seorang pria berinisial D, lalu mengalihkan dana tersebut ke dua rekening yang terdaftar atas nama K dan R.
Ternyata, kedua rekening itu berada dalam penguasaan Catur Adi.
Tidak hanya menangkap Catur, polisi juga menyita sejumlah aset milik Direktur Persiba tersebut.
Di antaranya, sejumlah kendaraan mewah seperti Honda Freed, Toyota Alphard, Mustang, Lexus S 430, dan Honda Civic Type R. Kendaraan-kendaraan ini kini diamankan di Polda Kaltim.
Kabid Humas Polda Kaltim, Kombes Polisi Yuliyanto, membenarkan bahwa Mabes Polri telah mengamankan aset-aset tersebut untuk penyelidikan lebih lanjut.
Aset tersebut menjadi bukti tambahan dalam penyelidikan terkait TPPU yang melibatkan Catur Adi.
Brigjen Mukti Juharsa, Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Mabes Polri, mengungkapkan bahwa pihaknya tengah menelusuri kemana saja aliran uang tersebut mengalir, termasuk apakah ada dana yang digunakan untuk mendanai kegiatan Persiba Balikpapan.
“Kami pastikan semua harta yang terkait dengan kejahatan akan disita, termasuk mobil-mobil mewahnya,” ujar Mukti.
Meski nilai dari TPPU dalam kasus ini belum dipublikasikan, Mukti menyatakan bahwa nilai tersebut cukup fantastis dan akan diumumkan setelah pemeriksaan selesai.
Penyidik terus bekerja untuk mengungkap lebih lanjut jejak kejahatan yang dilakukan oleh Catur Adi.
Dengan penangkapan ini, Bareskrim Polri menegaskan komitmennya untuk terus memberantas jaringan narkoba dan mencabut sumber-sumber finansial dari kegiatan ilegal tersebut, termasuk memastikan agar para pelaku kejahatan besar seperti bandar narkoba tidak bisa menikmati hasil kejahatannya.
