1446
1446

IHSG Bergerak Variatif di Tengah Sentimen Domestik dan Global

Seorang pria memotret layar digital pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (21/2/2025). Foto; ANTARA

apakabar.co.id, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (12/3) diperkirakan bergerak bervariasi seiring dengan adanya sentimen dari dalam dan luar negeri. IHSG dibuka menguat 28,09 poin atau 0,43 persen ke posisi 6.573,94. Sementara itu, indeks LQ45, yang terdiri dari 45 saham unggulan, naik 4,46 poin atau 0,61 persen ke posisi 736,49.

Menurut Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, IHSG diprediksi bergerak dalam rentang 6.500 hingga 6.650 pada perdagangan hari ini (12/3). Faktor-faktor dari dalam negeri dan luar negeri menjadi pendorong pergerakan indeks saham.

“IHSG hari ini diprediksi bergerak bervariasi dalam range 6.500 – 6.650,”  ujar Ratih di Jakarta, Rabu (12/3).

Sentimen domestik: pemulihan ekonomi belum optimal

Dari sisi domestik, kata Ratih, kondisi ekonomi Indonesia masih menghadapi tantangan akibat daya beli masyarakat yang belum sepenuhnya pulih. Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Februari 2025 yang berada di level 126,4, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 127,2.

“IKK yang lebih rendah menunjukkan adanya kekhawatiran masyarakat dalam melakukan konsumsi,” katanya.

Meski begitu, sektor otomotif mencatat pertumbuhan yang positif. Penjualan mobil nasional secara wholesales pada Februari 2025 mengalami kenaikan 2,2 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi 72.295 unit. Secara bulanan (month-to-month/mtm), penjualan mobil juga naik sebesar 16,7 persen, mencerminkan adanya peningkatan permintaan di sektor ini.

Sentimen global: kebijakan tarif AS dan gejolak pasar

Dari sisi global, pasar saham masih bergejolak akibat kebijakan perdagangan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Pemberlakuan tarif timbal balik terhadap mitra dagang utama AS meningkatkan ketidakpastian ekonomi. Selain itu, data inflasi konsumen yang akan dirilis pada Rabu (12?3) diperkirakan akan memberikan gambaran mengenai efektivitas kebijakan pengendalian inflasi di AS.

Di Eropa, pasar saham mengalami tekanan akibat kebijakan perdagangan AS yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. Pada Selasa (11/3), indeks STOXX 600 pan-Eropa turun 1,7 persen atau 9,31 poin menjadi 536,89, menandai tren pelemahan empat sesi berturut-turut, yang merupakan tren terpanjang sejak Desember.

Bursa saham AS juga mengalami pelemahan yang cukup dalam. Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 478,23 poin atau 1,14 persen ke level 41.433,48. Indeks S&P 500 melemah 42,49 poin atau 0,76 persen ke level 5.572,07, sedangkan Nasdaq Composite Index turun 32,23 poin atau 0,18 persen menjadi 17.436,10.

“Sentimen negatif ini terjadi akibat kekhawatiran investor terhadap dampak kebijakan tarif baru terhadap ekonomi global,” ujarnya.

Bursa regional Asia

Di kawasan Asia, pergerakan pasar saham bervariasi. Indeks Nikkei di Jepang menguat 89,44 poin atau 0,24 persen ke level 36.882,55. Sementara itu, indeks Shanghai di Tiongkok melemah tipis 0,10 poin ke posisi 3.379,73.

Bursa saham Malaysia juga mencatat pelemahan, dengan indeks Kuala Lumpur turun 18,90 poin atau 1,24 persen ke posisi 1.501,64. Sebaliknya, indeks Straits Times di Singapura naik 2,27 poin atau 0,06 persen ke level 3.828,85.

Secara keseluruhan, pergerakan IHSG masih dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

“Investor disarankan untuk tetap mencermati perkembangan ekonomi global serta indikator-indikator domestik sebelum mengambil keputusan investasi,” tandasnya.

1,226 kali dilihat, 1,227 kunjungan hari ini
Editor: Jekson Simanjuntak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *