1446
1446

Gempa Bumi Magnitudo 5.2 Guncang Bayah, Terasa Hingga Sukabumi

Lokasi gempa bumi M5,2 yang berpusat di Kabupaten Bayah, Banten pada Sabtu, (15/3/2025) sekitar pukul 06.55 WIB. Foto: apakabar.co.id

apakabar.co.id, JAKARTA – Pada Sabtu (15/3) pagi, wilayah Kabupaten Bayah, Banten, diguncang gempa bumi berkekuatan Magnitudo 5,2. Getaran gempa ini terasa hingga wilayah Kota dan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Informasi yang dirilis oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan gempa terjadi pada pukul 06.55 WIB. Gempa tersebut berpusat di 7.15 LS, 106.11 BT di 29 km Barat Daya Kabupaten Bayah.

Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi Medi Abdul Hakim, pada Sabtu (15/3) menyatakan, pusat gempa berada di laut, sekitar 60 kilometer barat daya Bayah, Banten, dengan kedalaman 10 kilometer.

“Getaran gempa cukup kencang dirasakan oleh sebagian masyarakat. Namun belum ada laporan dampak,” ujarnya.

Gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami, namun getarannya dirasakan cukup kuat oleh warga di sekitar Bayah dan daerah sekitarnya, termasuk Sukabumi. Banyak warga yang panik dan berlari keluar rumah untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Seorang warga Bayah, Ahmad (45), mengaku merasakan getaran yang cukup kuat selama beberapa detik. “Awalnya saya mengira ada kendaraan besar yang lewat, tapi getarannya semakin kuat. Saya langsung keluar rumah bersama keluarga,” ujarnya.

Di Sukabumi, getaran juga dirasakan hingga beberapa lantai gedung tinggi. Karyawan yang sedang bekerja di perkantoran bergegas keluar untuk menyelamatkan diri. Meskipun begitu, belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan atau korban jiwa akibat gempa ini.

BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan waspada terhadap kemungkinan gempa susulan. Selain itu, warga diminta untuk tidak mempercayai informasi yang tidak resmi yang beredar di media sosial.

“Kami terus memantau aktivitas seismik di wilayah ini. Masyarakat diharapkan tetap waspada dan mengikuti informasi resmi dari BMKG,” kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono.

Berpedoman pada lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi, kata Daryono, merupakan jenis gempa Bumi dangkal. Gempa tersebut terjadi akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia yang menunjam di bawah Lempeng Eurasia.

“Adapun hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa ini memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault),” terangnya.

Gempa bumi merupakan fenomena alam yang sering terjadi di Indonesia karena letak geografisnya yang berada di wilayah Cincin Api Pasifik. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memahami langkah-langkah evakuasi dan menjaga kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana ini.

Hingga saat ini, tim gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banten dan Jawa Barat terus melakukan pemantauan di lapangan untuk memastikan kondisi masyarakat dan infrastruktur setempat.

Dengan kejadian ini, diharapkan masyarakat dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya mitigasi bencana dan selalu siap menghadapi kemungkinan gempa bumi di masa mendatang.

312 kali dilihat, 312 kunjungan hari ini
Editor: Jekson Simanjuntak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *