apakabar.co.id, JAKARTA – Di era digital seperti sekarang, belanja online semakin populer, terutama melalui platform social commerce (s-commerce) seperti TikTok, Instagram, dan Facebook. Namun, di balik kemudahan ini, ada risiko keamanan yang harus diwaspadai, salah satunya adalah penipuan phishing.
Phishing adalah bentuk kejahatan siber di mana pelaku berpura-pura menjadi pihak terpercaya untuk mencuri data sensitif, seperti kata sandi atau informasi keuangan. Modus ini sering terjadi melalui email, pesan teks, panggilan telepon, atau situs web palsu.
Perusahaan keamanan siber Kaspersky mencatat bahwa selama tahun 2024, ada lebih dari delapan juta upaya phishing yang menargetkan pengguna di Indonesia.
Oleh karena itu, Manajer Umum Kaspersky Asia Tenggara, Yeo Siang Tiong, dalam siaran persnya, mengimbau masyarakat Indonesia agar waspada terutama terhadap pengumuman penjualan yang disampaikan melalui email, pesan teks, postingan media sosial, bahkan panggilan telepon.
Kaspersky juga menyoroti peningkatan penggunaan platform belanja daring melalui s-commerce dan risiko keamanannya.
“Era digital membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk metode berbelanja. Masyarakat kini tidak hanya berbelanja di toko fisik atau pasar tradisional, tetapi juga melalui media sosial,” kata Yeo, Rabu (26/3).
Data Kaspersky teranyar mencatat, pengguna TikTok telah menjadi sasaran empuk penipuan melalui phishing . Penipu akan membuat halaman TikTok Shop palsu untuk mencuri kredensial penjual. Akibatnya bisa ditebak, timbulkan kerugian reputasi dan finansial.
Phishing merupakan jenis serangan siber yang menggunakan surel, pesan teks, panggilan telepon, atau situs web palsu. Tujuannya untuk mengelabui orang agar membagikan data sensitif, mengunduh malware, bahkan mengekspos diri mereka terhadap kejahatan siber.
Kejahatan phishing yang umum biasanya ditandai dengan hadirnya seorang peretas yang berpura-pura menjadi orang yang dipercaya korban, baik sebagai kolega, bos, figur otoritas, atau perwakilan merek terkenal. Pelaku kemudian mengirimkan pesan yang akan mengarahkan korban untuk membuka lampiran, membayar tagihan, mengeklik tautan, hingga melakukan tindakan lain.
Sementara itu, data Statista memperkirakan pendapatan dari social commerce bakal meningkat mencapai 22 persen dari seluruh transaksi e-commerce di tahun 2028.
Adapun hasil survei terbaru menunjukkan 60 persen masyarakat Indonesia merasa puas dan akan terus menggunakan s-commerce. Sisanya 40 persen masih akan menunggu pembaruan fitur menarik dari s-commerce.
Agar tetap aman saat berbelanja online, berikut 8 (delapan) langkah yang dapat Anda terapkan untuk menghindari phishing:
1. Jangan klik tautan mencurigakan. Penipu sering mengirimkan tautan berbahaya melalui media sosial, SMS, atau aplikasi pesan. Jangan sembarangan mengklik tautan, terutama jika berasal dari sumber yang tidak dikenal atau terlihat mencurigakan.
2. Kenali saluran resmi bank digital. Pastikan Anda hanya berkomunikasi dengan pihak bank melalui saluran resmi mereka, seperti situs web, media sosial, atau email yang telah diverifikasi. Hindari memberikan informasi sensitif kepada pihak yang mengaku sebagai perwakilan bank tanpa verifikasi lebih lanjut.
3. Gunakan situs yang aman. Saat berbelanja, pastikan situs yang digunakan memiliki alamat URL yang dimulai dengan ‘https://’ dan bukan ‘http://‘. Periksa juga ikon gembok di bilah alamat browser untuk memastikan keamanan situs tersebut.
4. Kelola dan lindungi kata sandi. Gunakan kata sandi yang kuat dan unik untuk setiap akun. Anda dapat menggunakan pengelola kata sandi untuk membantu mengingat dan melindungi kata sandi Anda agar tidak mudah diretas.
5. Waspada terhadap permintaan informasi pribadi. Jangan pernah memberikan informasi lebih dari yang diperlukan untuk transaksi. Jangan membagikan kata sandi, nomor kartu kredit, atau rekening bank kepada pihak yang tidak jelas identitasnya.
6. Gunakan VPN saat menggunakan wi-fi publik. Jika harus berbelanja online menggunakan Wi-Fi publik, pastikan untuk mengaktifkan VPN (Virtual Private Network) terlebih dahulu agar koneksi Anda lebih aman dari serangan siber.
7. Simpan catatan transaksi. Selalu cetak atau simpan bukti transaksi online. Periksa laporan transaksi secara rutin untuk memastikan tidak ada aktivitas mencurigakan. Jika menemukan tagihan yang tidak dikenali, segera laporkan ke pihak terkait.
8. Gunakan solusi keamanan siber. Instal perangkat lunak keamanan siber yang dapat melindungi Anda dari serangan phishing dan infeksi malware. Dengan perlindungan tambahan ini, Anda bisa lebih aman saat berbelanja online.
Belanja online memang menawarkan banyak kemudahan, terutama saat mencari kebutuhan Lebaran. Namun, selalu perhatikan langkah-langkah keamanan agar tidak menjadi korban penipuan phishing.
Tetap waspada dan bijak dalam setiap transaksi digital!