1446
1446
Sport  

PBSI Perketat Evaluasi, Atlet Pelatnas Bisa Didegradasi Kapan Saja

Ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto saat tampil di All England 2025. Foto: dok. PBSI

apakabar.co.id, JAKARTA – PP PBSI resmi mengubah sistem promosi dan degradasi Pelatnas yang memungkinkan atlet terdepak kapan saja jika performanya tidak memenuhi standar.

“Kalau sudah banyak diberi kesempatan tapi tidak ada hasil, buat apa dipertahankan? Lebih baik beri peluang bagi yang lebih potensial,” tegas Wakil Ketua Umum I PBSI, Taufik Hidayat, dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (26/3).

Sebelumnya, evaluasi atlet dilakukan setiap enam bulan hingga satu tahun, namun kini PBSI menerapkan sistem fleksibel agar regenerasi berjalan lebih cepat.

Hasil turnamen BWF dan multi-event menjadi tolok ukur utama dalam penilaian, dengan masukan dari tim pelatih serta data performa atlet.

Keputusan ini muncul setelah hasil mengecewakan di All England 2025, di mana tak satu pun wakil Indonesia berhasil meraih gelar juara.

Dari 11 wakil yang bertanding, hanya pasangan ganda putra Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana menjadi satu-satunya yang mencapai final.

Sayang, mereka harus puas sebagai runner-up setelah kalah dari pasangan Korea Selatan Kim Won-ho/Seo Seung-jae dengan skor 19-21, 19-21.

Lebih mengejutkan, dua juara bertahan dari tahun sebelumnya, Jonatan Christie di sektor tunggal putra dan pasangan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto di ganda putra, justru tumbang di babak kedua.

Hasil ini menjadi pukulan telak bagi PBSI, mengingat Indonesia sebelumnya memiliki tradisi juara di All England dengan total 52 gelar. Tren positif sejak 2016 di sektor ganda pun kini terhenti.

PBSI berharap kebijakan promosi-degradasi baru ini dapat mengembalikan dominasi Indonesia di kancah bulu tangkis dunia dengan memastikan hanya atlet terbaik yang bertahan di pelatnas.

14 kali dilihat, 14 kunjungan hari ini
Editor: Raikhul Amar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *