apakabar.co.id, JAKARTA – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menunjuk Banyuwangi di Jawa Timur sebagai lokasi pilot project Gerakan Wisata Bersih (GWB) atas konsistensinya dalam membangun ekosistem pengelolaan lingkungan yang inklusif dan berbasis masyarakat.
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata, Hariyanto, saat membuka pelaksanaan Gerakan Wisata Bersih di Pantai Grand Watu Dodol, Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Selasa (17/6/2025), mengatakan bahwa Banyuwangi bersama 16 daerah lain di Indonesia yang didorong sebagai role model gerakan nasional untuk pariwisata berkualitas dan berkelanjutan.
“Banyuwangi dipilih karena dinilai sukses membangun kolaborasi dalam memajukan pariwisata,” kata Hariyanto dalam keterangan resmi dikutip di Jakarta, Sabtu (21/6).
GWB diinisiasi sebagai bagian dari komitmen bersama dalam memperkuat tata kelola destinasi yang bersih, sehat, dan berdaya saing. Pada pelaksanaan nasional ke-9 ini, Banyuwangi dipercaya menjadi tuan rumah kegiatan ini.
Baca juga: Kemenpar Genjot Kunjungan Wisatawan Lewat BBTF 2025
Hariyanto menyampaikan kegiatan yang melibatkan 500 peserta ini merupakan kolaborasi dari berbagai stakeholder pemerintah maupun swasta.
“Kolaborasi seperti ini menjadi kunci dalam membangun destinasi yang tidak hanya indah secara visual, tetapi juga sehat secara lingkungan, GWB adalah bukti bahwa sektor publik dan swasta bisa bersinergi untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan ekosistem wisata,” kata Hariyanto.
Gerakan Wisata Bersih bukan untuk menggantikan upaya daerah yang sudah berjalan, melainkan untuk memperkuat serta memberi ruang apresiasi terhadap praktik baik yang telah ada.
Selama ini, Banyuwangi dinilai sebagai salah satu best practice nasional dalam kolaborasi multipihak untuk pengelolaan sampah. Model ini menjadikan Banyuwangi bukan hanya sebagai lokasi kegiatan, tetapi sebagai living example transformasi sosial ekologis di sektor pariwisata.
Baca juga: Otorita dan Singapura Kolaborasi Kembangkan Energi Hijau di IKNC
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menyampaikan bahwa semangat gotong royong dan tanggung jawab lingkungan telah menjadi budaya masyarakat Banyuwangi dalam menyambut wisatawan.
“Kami menyambut baik Gerakan Wisata Bersih dari Kementerian Pariwisata. Di Banyuwangi, kesadaran lingkungan sudah menjadi gerakan bersama yang tumbuh dari bawah. Melalui program ini, semangat kami diperkuat dengan kehadiran berbagai pihak yang peduli, sehingga pariwisata bisa tumbuh dengan tetap menjaga keseimbangan ekologis,” kata Ipuk.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, Evy Afianasari, menegaskan bahwa sinergi dan kolaborasi lintas sektor telah menjadi pendekatan utama Pemprov dalam memperkuat pariwisata berkelanjutan di berbagai titik di Jawa Timur.
“Kegiatan ini menunjukkan pentingnya kesinambungan gerakan bersama antara pusat, provinsi, dan kabupaten, serta dukungan dari masyarakat dan mitra strategis. Banyuwangi menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi tersebut bisa menghadirkan perubahan positif yang berdampak luas,” kata Evy.
Baca juga: Kadin: Kepastian Hukum Kunci Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi
Pjs. Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Manager Tanjung Wangi, Fajar Nursyamsi, mengatakan PT Pertamina Patra Niaga turut mendukung pelaksanaan GWB di Banyuwangi, dengan menyediakan fasilitas pendukung seperti tempat sampah terpilah dan peralatan kebersihan. Menurutnya, kontribusi ini menjadi bagian dari komitmen korporasi dalam mendukung pariwisata yang berkelanjutan.
“Kami percaya bahwa keberlanjutan pariwisata hanya dapat terwujud bila kebersihan dan kepedulian lingkungan menjadi prioritas. Kami senang dapat turut ambil bagian dalam Gerakan Wisata Bersih di Banyuwangi, dan berharap kolaborasi ini dapat terus berkembang ke destinasi lainnya,” kata Fajar.
CEO Atourin, Benarivo Triadi Putra, mengatakan GWB menjadi momen strategis untuk mempertemukan teknologi, edukasi, dan aksi nyata.
“Atourin sebagai platform digital pariwisata Indonesia pun mendukung GWB ini. Kami juga mengembangkan program Gerakan Arti Moment, yaitu inisiatif yang menggabungkan edukasi lingkungan dengan pengalaman wisata yang berkesan. Lewat Gerakan Arti Moment kami ingin mendorong wisatawan tidak hanya berkunjung, tapi juga berkontribusi,” kata Benarivo.
Selain aksi bersih, kegiatan ini juga diisi dengan edukasi mengenai pengelolaan sampah berbasis 3R (Reduce, Reuse, Recycle), serta kampanye Sapta Pesona sebagai prinsip dasar dalam membentuk perilaku sadar wisata di masyarakat.