Pekerja Jangan Takut Automasi AI, Ikuti Dua Cara Ini

Ilustrasi buruh atau pekerja. Foto: Reuters

apakabar.co.id, JAKARTA – Perkembangan teknologi yang diiringi dengan adanya kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) sering membuat para pekerja profesional merasa terancam.

Pakar Budaya dan Komunikasi Digital dari Universitas Indonesia (UI), Firman menyarankan agar menjadikan AI sebagai tambahan daya untuk menjalankan rutinitas yang selama ini telah dijalani pekerja sebelum munculnya automasi AI.

“Jadi perlakukan AI itu seperti teman atau seperti konsultan. Itu kan menjadi daya tambahan kita untuk mengerjakan pekerjaan lebih baik,” katanya di Jakarta, Jumat (4/7).

Baca juga: Job Fair Ricuh, Cermin Darurat Sempitnya Lapangan Pekerjaan

Firman mencontohkan, misalnya bagi peneliti saat ini sudah dapat menggunakan AI sebagai rekan untuk mempermudah proses membaca jurnal dengan meringkasnya sebagai bagian dalam melakukan riset dan latar belakang dari penelitian.

Hal ini sebelumnya harus dilakukan secara mandiri oleh peneliti, dan dengan memanfaatkan AI maka kini waktu peneliti menjadi lebih efisien terutama dalam hal mengumpulkan latar belakang penelitian berupa teori.

Meski begitu, Firman mengingatkan agar pekerja tetap menjaga daya kritisnya dan tidak serta merta bergantung pada hasil kerja dari AI sehingga pemanfaatan AI dapat optimal dalam pekerjaan dan justru peran pekerja tidak tergantikan oleh automasi yang ditawarkan AI.

Baca juga: Komnas HAM: CNN Indonesia Langgar Hak Pekerja

Kemudian, Firman menyarankan agar pekerja dapat menemukan hal yang belum dapat dikerjakan oleh AI. Terutama dalam hal menjalankan cara berpikir secara kontekstual.

Meski AI kini sudah semakin canggih dan mampu memiliki penalaran selayaknya asisten manusia menawarkan beberapa solusi, namun semua hal itu dirasa Firman belum cukup untuk bisa mengalahkan peran manusia di dunia nyata.

“AI itu dapat melakukan automasi asal ada perintah dari manusia. Ketika diperintah, dia (AI) baru bisa melakukan suatu tindakan. Nah manusia dalam hal ini lebih unggul karena melakukan sesuatu atas kehendaknya sendiri, atas kesadaran sendiri. Jadi kalau dicari hal-hal yang tidak bisa dilakukan oleh AI itu akan menjadi ladang pekerjaan yang baru,” paparnya.

Baca juga: Menaker Terbitkan SE Larangan Penahanan Ijazah Pekerja

Firman mencontohkan dalam praktik jurnalistik misalnya, AI memang sudah bisa digunakan untuk membuat berita lempang yang disuplai datanya secara jelas.

Namun dalam hal membuat berita yang sifatnya mendalam atau indepth maupun berita investigatif tentunya AI belum bisa mengalahkan peran manusia.

“Pekerja saat ini tidak perlu kuatir terancam atau digantikan dengan AI asal tetap mengasah diri terutama untuk hal-hal yang belum bisa dikerjakan oleh AI,” jelasnya.

10 kali dilihat, 10 kunjungan hari ini
Editor: Bethriq Kindy Arrazy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *