apakabar.co.id, JAKARTA – Bulan kemerdekaan selalu menjadi momen untuk mengenang perjuangan dan memaknai kembali arti kebebasan. Tahun ini, peringatan HUT ke-80 RI mengusung tema “Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju”.
Sebuah ajakan untuk bersatu memberi ruang bagi semua anak bangsa, berdaulat dengan mengandalkan kemampuan sendiri, dan menciptakan kemajuan yang bisa diakses setara.
Kisah kemerdekaan tidak hanya berbicara tentang perjuangan masa lalu, tetapi juga tentang keberanian menembus batas di masa kini.
Salah satunya datang dari dunia pertambangan, sektor yang selama ini minim partisipasi perempuan. Di Indonesia, data World Bank mencatat partisipasi angkatan kerja perempuan di sektor tambang masih di bawah 15%.
Apriaty Sirait, satu nama yang menjadi bukti bahwa mimpi perempuan bisa menembus batas. Perempuan kelahiran Tarakan ini tak hanya memegang kendali alat-alat raksasa, tetapi juga mencatatkan sejarah sebagai trainer perempuan pertama di PT Cipta Kridatama (CK), salah satu anak usaha PT ABM Investama Tbk yang bergerak di bidang mining contractor terkemuka.
Tak pernah terbayangkan bagi Apriaty, bahwa langkah panjang kariernya sebagai operator alat berat akan membawanya menerima penghargaan bergengsi Perempuan Berbakti 2025, kategori “Perempuan Berbakti di Perusahaan”.
Penghargaan yang diprakarsai oleh Corporate Forum for CSR Development (CFCD) bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 2025 ini bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan pengakuan bahwa langkah perempuan, sekecil apa pun, mampu menggerakkan perubahan besar.
Perjalanan Apriaty dimulai pada 2009, setelah lulus dari bangku SMA ia diterima sebagai fresh graduate operator di salah satu perusahaan tambang.
Di usia muda, ia belajar mengoperasikan truk tambang seberat ratusan ton seperti Caterpillar 785 hingga Liebherr T282. Perjalanan kariernya tak selalu mulus, beberapa kali mengalami pemutusan hubungan kerja yang membuatnya jatuh dan harus bangkit kembali.
Namun Apriaty tak pernah berhenti melangkah. Setiap masa sulit justru memperkuat tekadnya. Ia melanjutkan pendidikan, mengambil sertifikasi, dan terus membangun karir sampai akhirnya Apriaty diterima di PT Cipta Kridatama pada tahun 2021.
Sejak bergabung dengan CK, Apriaty dibekali dengan sertifikat berlisensi Training of Trainer (TOT). Hingga kini, ia telah melatih lebih dari 300 trainee dengan mayoritas laki-laki.
Langkah ini bukan hanya penting untuk dirinya, tetapi juga menjadi simbol bahwa perempuan memiliki tempat untuk memimpin dan menginspirasi di industri tambang.
“Saya sempat merasa tidak pantas. Tapi saya bertekad untuk membuktikan bahwa perempuan juga bisa menjadi trainer yang kompeten dan profesional,” tulis Apriaty dengan penuh kerendahan hati dalam kisah perjalanan kariernya.
Tahun 2025 menjadi momentum istimewa dengan digelarnya pertama kali Penghargaan Perempuan BERBAKTI 2025. Mengusung tema
“Perempuan Hebat, Bangsa Kuat”, ajang ini menyoroti kontribusi perempuan di sektor strategis seperti kesehatan, pendidikan, energi, pangan, hingga pemberdayaan ekonomi dan sosial. Tak hanya nama-nama besar, tetapi juga mereka yang bekerja diam-diam, jauh dari sorotan.
“Penghargaan ini bukan hanya untuk saya pribadi, tetapi juga untuk semua perempuan yang berjuang membuktikan bahwa kita juga mampu,” tambah Apriaty.
Di balik pencapaian ini, ada peran besar PT Cipta Kridatama (CK). Sebagai salah satu kontraktor tambang terbesar di Indonesia, CK secara konsisten mengedepankan budaya kerja yang inklusif dan program pengembangan karyawan yang berkelanjutan.
“Kami percaya keberagaman adalah kekuatan penting bagi kemajuan perusahaan dan industri tambang di Indonesia. Perempuan membawa perspektif baru, kesabaran, dan ketelitian yang penting bagi keselamatan dan kualitas kerja,” tutur Direktur PT Cipta Kridatama, Roni Setyawan.
CK sendiri dikenal aktif mendukung peningkatan kapasitas SDM, termasuk memberikan peluang upskilling bagi karyawan perempuan. Lingkungan kerja yang kondusif, terbuka, dan sportif menjadi salah satu pilar penting perusahaan dalam menciptakan sumber daya manusia yang kompeten dan berdaya saing.
“Kami bangga bisa menjadi bagian dari perjalanan Apriaty. Ia adalah bukti nyata bahwa dedikasi, kerja keras, dan kesempatan yang setara dapat melahirkan perubahan besar,” lanjut Roni.
Di atas kertas, nama Apriaty kini tertera rapi sebagai penerima penghargaan. Namun, di balik itu, ada cerita panjang perjuangan, keberanian mengambil kesempatan, dan keberhasilan dalam memaknai kemerdekaan bagi pe