apakabar.co.id, JAKARTA – Dalam rangka memperingati Hari Ozon Sedunia yang jatuh pada 16 September 2025, Belantara Foundation bersama mitra sektor swasta asal Jepang, Vanfu, Inc., melakukan penanaman bibit pohon secara simbolis di kawasan Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim (Tahura SSH), Provinsi Riau, pada Selasa, 2 September 2025. Aksi ini merupakan penanaman simbolis kedua, setelah kegiatan serupa telah dilakukan pada 21 Agustus 2024.
Penanaman pohon ini merupakan hasil kerja sama antara Belantara Foundation, Kesatuan Pengelola Hutan Produksi (KPHP) Minas Tahura, serta Kelompok Tani Hutan yang menjadi mitra Tahura SSH. Jenis pohon yang ditanam antara lain balangeran (Shorea balangeran) dan balam (Palaquium hexandrum), yang merupakan spesies langka dan penting untuk dilestarikan.
Dengan mengusung tema From Science To Global Action atau ‘Dari Sains ke Aksi Global’, kegiatan ini menjadi momentum penting untuk mengajak semua pihak berkolaborasi melindungi lapisan ozon sekaligus memulihkan lahan terdegradasi. Selain mendukung upaya restorasi, kegiatan ini juga membantu Pemerintah Provinsi Riau menurunkan emisi gas rumah kaca yang mengancam kualitas udara.
Direktur Eksekutif Belantara Foundation, Dolly Priatna, menjelaskan bahwa program Forest Restoration Project: SDGs Together! bertujuan memulihkan ekosistem hutan agar kembali berfungsi sebagai pengatur tata air dan iklim mikro. Program ini membantu mengurangi risiko bencana seperti erosi, tanah longsor, kebakaran lahan, dan pencemaran sumber air. Pemulihan hutan juga memberi dampak positif bagi kualitas udara, tanah, air, serta habitat satwa liar.
Selain manfaat lingkungan, program ini dirancang untuk meningkatkan kesejahteraan sosial-ekonomi masyarakat secara berkelanjutan. “Sesuai dengan misi UNSDGs, No one left behind, kami menggandeng mitra sektor swasta dari Jepang untuk berkontribusi pada pemenuhan komitmen Nationally Determined Contribution (NDC) Pemerintah Indonesia,” ujar Dolly.
Representative Director APP Japan Ltd., Tan Ui Sian, menambahkan bahwa pihaknya semakin bersemangat mengajak berbagai pemangku kepentingan di Jepang untuk mendukung program ini. Program ini telah berkontribusi pada SDGs 12 (konsumsi dan produksi berkelanjutan), SDGs 13 (aksi iklim), SDGs 15 (pelestarian ekosistem darat), serta SDGs 17 (kemitraan global).
Kepala KPHP Minas Tahura, Sri Wilda Hasibuan, mengungkapkan bahwa Tahura SSH, dengan luas lebih dari 6.000 hektar, telah mengalami deforestasi dan degradasi akibat perambahan dan pembalakan liar.
“Kami berupaya menjaga dan memulihkan kawasan ini, namun perlu dukungan dari berbagai pihak. Kolaborasi bersama Belantara Foundation dan mitra Jepang menjadi langkah nyata memulihkan hutan sekaligus mendukung target pengurangan emisi karbon di Riau,” tutup Sri.
Kegiatan ini menjadi contoh nyata bahwa kerja sama lintas negara dan multipihak sangat penting untuk menjaga hutan, melindungi ozon, dan menciptakan masa depan yang lebih hijau.