apakabar.co.id, JAKARTA – Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyebut penandatanganan penyelesaian substansial Perundingan Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) setelah hampir satu dekade merupakan babak baru dari hubungan ekonomi kedua belah pihak.
Ketua Umum Apinda Shinta Wijaya Kamdani mengatakan kesepakatan tersebut diharapkan mampu memberikan dampak nyata bagi daya saing usaha, peningkatan investasi, dan membuka akses tidak hanya bagi perusahaan besar, namun juga bagi pekerja profesional.
“Kesepakatan ini bukan sekadar soal perdagangan. IEU-CEPA adalah jembatan menuju masa depan, di mana perdagangan, investasi, dan transfer teknologi berjalan beriringan. Apindo siap mengawal implementasi CEPA agar benar-benar menjadi instrumen hidup bagi kesejahteraan bersama, bukan sekadar teks di atas kertas,” ujar Shinta dalam keterangan di Jakarta, dikutip Rabu (24/9).
Baca juga: Apindo Berharap Pengusaha Dilibatkan Proyek ‘Giant Sea Wall’
Shinta menyampaikan dunia usaha Indonesia melihat IEU-CEPA sebagai instrumen strategis untuk memperluas akses pasar ekspor, menarik arus investasi, serta memperkuat daya saing industri nasional.
Ekspor Indonesia ke 27 negara Uni Eropa pada 2024 mencapai 17,34 miliar dolar AS meski tanpa adanya kerangka preferensi khusus. Dengan diberlakukannya IEU-CEPA, hampir seluruh hambatan tarif akan dihapus.
Hal ini diproyeksi akan memberikan dampak signifikan, dimana nilai perdagangan bilateral ditargetkan melonjak hingga 60 miliar dolar AS, dengan volume ekspor Indonesia naik lebih dari 50 persen hanya dalam 3-4 tahun ke depan.
Sejumlah sektor unggulan Indonesia seperti minyak sawit, tekstil, alas kaki, dan perikanan akan mendapat akses lebih luas di pasar Uni Eropa. Selain itu, sektor jasa profesional, seperti arsitektur, konsultan hukum, hingga industri kreatif, diharapkan mampu bersaing bukan hanya dari sisi harga, tetapi juga kualitas dan inovasi.
Baca juga: Tarif Resiprokal 19 Persen, Apindo: Kompetitif tapi Perlu Tindak Lanjut
Sementara itu, Uni Eropa akan memperoleh peluang lebih besar di pasar Indonesia, terutama di sektor pertanian, manufaktur, hingga jasa profesional di Indonesia.
Di sisi investasi, total realisasi investasi Uni Eropa selama periode tahun 2019 – triwulan I tahun 2025 mencapai 13 miliar dolar AS dengan sektor prioritas antara lain industri kimia dan farmasi sebesar 2,1 miliar dolar AS; listrik, gas dan air 1,9 miliar dolar AS; perumahan, kawasan industri dan kawasan perkantoran 1,1 miliar dolar AS; transportasi, pergudangan dan komunikasi 1,07 miliar dolar AS; serta jasa lainnya 1,05 miliar dolar AS.
“Investasi yang kami harapkan bukan hanya modal, namun juga komitmen jangka panjang, yaitu investasi berkualitas yang membawa transfer pengetahuan, teknologi dan inovasi baru, dan peningkatan keterampilan bagi tenaga kerja Indonesia,” pungkasnya.