apakabar.co.id, JAKARTA – Badan Pangan Nasional (Bapanas) buka suara mengenai isu temuan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang ditempeli stiker pasangan calon tertentu.
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menerangkan beras SPHP tersebut bukan beras bantuan pangan gratis. Beras tersebut menurutnya beras yang dapat dibeli di mana pun
“Beras itu keluar dari Bulog, kemudian sampai ke masyarakat itu, pastinya tidak mungkin ditempeli stiker seperti itu. Kita tidak mungkin punya waktu juga untuk nempel-nempelin begitu,” katanya melalui keterangan resmi, Kamis (8/2).
Arief menegaskan tak mungkin melakukan hal tersebut. Sebab, beras SPHP tersebut memiliki target penyaluran tahun 2024 sebanyak 1,2 juta ton yang dalam kemasannya memuat logo Bapanas dan Bulog.
“Sehingga masyarakat secara luas juga bisa saling mengawasi, bahwa beras ini adalah beras pemerintah,” tandasnya.
Adapun komoditas beras memiliki peran strategis dalam kontribusinya terhadap pengendalian inflasi nasional. Komoditas beras memegang andil yang signifikan dalam menjaga inflasi agar tetap stabil dan melandai pada angka 2,57 persen di Januari 2024.
Beras tersebut menurutnya memiliki harga relatif tinggi. Dengan diberikan kepada keluarga penerima manfaat dapat menjaga inflasi 2,57 persen melalui bantuan pangan beras tersebut.
“Seperti diketahui, bulan Januari dan Februari ini kan kita belum panen maksimal karena El Nino. Itu dua bulan di tahun lalu itu dampaknya sampai hari ini, jadi karena keterlambatan kita menanam, karena tidak ada air, maka di Januari dan Februari itu kita defisit beras sekitar 2,8 juta ton,” sebut Arief.
Merapel Distribusi Bantuan Beras
Arief Prasety menjelaskan adanya paket bantuan pangan beras yang harus disalurkan secara sekaligus. Ini perlu dilakukan menimbang situasi dan kondisi serta tantangan geografis di beberapa wilayah Indonesia.
Termasuk di antaranya terdapat beberapa lokasi bantuan pangan yang akan dirapel sekaligus. Sebab, di daerah rentan konflik dan sulit dijangkau seperti di Papua Tengah.
“Demi efisiensi, kita harus gabungkan pengirimannya, toh beras pun masih bisa bertahan antara 4 sampai 6 bulan,” jelasnya.
“Kita maklumi ada beberapa hal di lapangan punya tingkat kesulitan yang tinggi, tapi masyarakat disana juga harus kita berikan. Jadi bukan karena misalnya ada Pemilu dibagi semuanya, tiga kali lipat begitu, tidak demikian. Kita mesti objektif memandangnya,” imbuhnya.
Sekadar diketahui, realisasi bantuan pangan beras sampai 7 Februari, telah mencapai 185.335.590 kg. Adapun pagu alokasi CBP untuk penyaluran di 2 bulan pertama tahun ini adalah 440.081.540 kg dengan target sasaran penerima 22.004.077 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang terdiri dari kelompok desil 1 dengan jumlah 6.878.649 keluarga, desil 2 terdapat 7.474.796 keluarga, dan desil 3 sebanyak 7.650.632 keluarga.