Kawal Swasembada Pangan, Mentan Optimalkan Peran 37 Ribu PPL

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman. Foto: Antara

apakabar.co.id, JAKARTA – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan demi mengawal program swasembada pangan, pihaknya akan mengoptimalkan peran 37 ribu penyuluh pertanian lapangan (PPL).

Hal itu selaras dengan target Presiden Prabowo Subianto yang ingin mencapai swasembada pangan dalam waktu sesingkat-singkatnya. Karena itu peran PPL juga perlu dukungan dari dinas pertanian, Bulog, Badan Pangan Nasional, Pupuk Indonesia hingga TNI-Polri di seluruh wilayah.

“Para PPL (penyuluh pertanian lapangan) yang saya cintai, di tangan Anda pangan Indonesia. Pangan bermasalah, negara bermasalah,” kata Mentan dalam Rapat Koordinasi Nasional bersama 37 ribu Penyuluh Pertanian yang dilakukan secara daring di Jakarta, Sabtu (26/5).

Baca juga: Impor Tambahan dari AS, Mendag: Tak Ganggu Swasembada Pangan

Demi mendukung peran PPL, kata Amran, Kementan menyiapkan insentif berupa motor dinas hingga 10.000 unit bagi PPL yang berprestasi, dengan mekanisme pemeringkatan ketat agar benar-benar diberikan kepada tenaga yang berdedikasi.

Dia menyebutkan pada 2025, Kementan ditargetkan bisa memproduksi 32 juta ton setera beras. Namun, Mentan optomistis, pihaknya bisa melampaui target tersebut.

“Pangan merupakan sektor vital, karena jika pangan bermasalah maka negara juga akan bermasalah, sehingga ketahanan pangan menjadi prioritas nasional yang tidak bisa ditawar,” katanya.

Baca juga: Musim Panen Raya, 5 Jurus Jitu INDEF Pacu Swasembada Pangan

Amran mengingatkan bahwa saat ini dunia sedang menghadapi krisis pangan dan energi, bahkan beberapa negara tetangga seperti Malaysia, Filipina, dan Jepang mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan beras.

Ia mencontohkan harga beras di Malaysia yang kini mencapai Rp93.000 per kilogram, memperlihatkan betapa mahal dan pentingnya menjaga stabilitas pangan di tengah gejolak global yang tidak menentu.

“Bayangkan kalau terjadi di Indonesia, kalau pangan bermasalah, negara bermasalah. Kita pasti terjadi konflik sosial di antara kita. Pasti terjadi keributan, dan negara dalam keadaan bahaya,” tegasnya.

11 kali dilihat, 11 kunjungan hari ini
Editor: Bethriq Kindy Arrazy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *