Kurang dari Seminggu sejak IPO, Saham AADI Naik 85%

lustrasi - Karyawan melintas di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. Foto: ANTARA

apakabar.co.id, JAKARTA – Saham PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) telah menunjukkan kinerja yang sangat impresif sejak IPO dilangsungkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (5/12).

Hingga saat ini, harga saham telah meningkat lebih dari 85% dalam waktu kurang dari seminggu. Sementara itu, pada tanggal 10 Desember 2024, harga saham AADI mencapai Rp10.275 per saham, naik 7,59% dari hari sebelumnya.

Para analis tetap optimistis bahwa AADI memiliki prospek cerah, terutama karena fundamental perusahaan yang kuat. Dengan fundamental yang baik, AADI tetap menjadi pilihan menarik untuk portofolio investasi.

Analis dari Sucor Sekuritas Yoga Ahmad Gifari tidak menampik potensi besar dari kepemilikan saham AADI. Dengan cadangan batu bara sebesar 917 juta ton dan sumber daya sebesar 4,1 miliar ton, AADI memiliki kemampuan untuk mempertahankan produksi hingga 80 tahun ke depan.

Beberapa katalis yang mendorong prospek saham AADI, menurut Sucor Sekuritas, di antaranya kenaikan harga komoditas dimana tensi geopolitik global akan dapat meningkatkan harga batu bara.

Selain itu AADI berpotensi masuk ke dalam indeks MSCI atau indeks saham dan obligasi dari lembaga riset Morgan Stanley yang banyak dijadikan acuan oleh para investor. Indeks ini juga dipilih sebagai acuan manajer investasi dunia sebagai dasar pemilihan aset.

Jika AADI berhasil masuk ke indeks MSCI, ini berarti akan bisa menarik minat investor institusi global. Karena itu, Sucor Sekuritas merekomendasikan untuk membeli saham AADI dengan target harga di Rp30.100, yang menunjukkan potensi kenaikan hingga 442% jika dibandingkan dengan harga IPO.

Analisis Sucor Sekuritas juga menunjukkan bahwa PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) memiliki kinerja operasional yang solid dengan biaya produksi yang rendah dan sumber pendapatan yang terdiversifikasi.

Beberapa poin penting dari analisis tersebut adalah terkait valuasi IPO. Diketahui harga IPO sebesar Rp5.550 per saham, dengan valuasi yang menarik, hanya 2,3 kali P/E. Itu artinya jauh lebih rendah dibandingkan perusahaan sejenis.

AADI juga memiliki valuasi intrinsik yang wajar yakni sebesar USD7,3 miliar atau Rp14.600 per saham. Ini menunjukkan potensi pertumbuhan yang signifikan.

Terakhir, AADI memiliki fundamental yang kuat. Hal itu ditandai dengan status sebagai produsen batu bara dengan biaya produksi yang rendah dan sumber pendapatan yang terdiversifikasi. Atas dasar itu, AADI dianggap memiliki fundamental yang kuat.

Dengan prospek yang cerah dan fundamental yang kuat, AADI tampaknya menjadi pilihan menarik bagi investor. Namun bagi Anda yang tertarik untuk berinvestasi, pastikan untuk terus memantau perkembangan perusahaan dan kondisi pasar.

Sebelum investasi saham

Penting untuk diingat bahwa berinvestasi melalui saham selalu melibatkan risiko, dan harga saham bisa sangat volatil atau tidak menentu.

Sebelum membuat keputusan apakah untuk menjual atau tetap menahan saham, ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan, antara lain; perhatikan performa keuangan perusahaan. Pastikan perusahaan AADI telah memiliki pertumbuhan keuangan yang kuat dan proyeksi ke depan yang positif.

Kemudian perhatikan kondisi pasar. Perhatikan bagaimana kondisi pasar batu bara dan sektor energi secara keseluruhan. Apakah ada faktor eksternal yang akan mempengaruhi harga saham?

Selain itu, tetapkan tujuan investasi Anda. Apakah tujuan Anda adalah untuk mendapatkan keuntungan jangka pendek atau investasi jangka panjang?

Terahir, kuasai analisis teknikal. Pastikan apakah analisis teknikal menunjukkan bahwa harga saham sedang melebihi batas yang dianggap wajar atau tidak.

Jika merasa bahwa harga saham telah mencapai tingkat yang terlalu tinggi dan tidak lagi layak berdasarkan analisis Anda, mungkin saatnya untuk mempertimbangkan menjual dan mendapatkan keuntungan yang telah diperoleh.

Namun, jika Anda percaya bahwa perusahaan memiliki potensi pertumbuhan lebih lanjut, mungkin lebih baik untuk menahan saham tersebut.

374 kali dilihat, 388 kunjungan hari ini
Editor: Jekson Simanjuntak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *