apakabar.co.id, JAKARTA – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memproyeksikan nilai ekonomi dari subsektor ekonomi kreatif (ekraf) film mampu berkontribusi 7,5-8 persen dari capaian ekraf tahun lalu yang tercatat sebesar Rp1.414 triliun.
“Bahwa ekraf itu nilai tambahnya Rp1.414 triliun tahun lalu. Tahun ini kita berharap subsektor film akan menambah jumlah kontribusi dari pangsa perkembangan ekraf ke PDB kita, jadi total ada 7,5-8 persen,” ujar Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno dalam jumpa pers mingguan yang digelar di Jakarta, Senin (25/3).
Hal itu dapat dilakukan bila industri film tanah air dapat mengangkat genre atau aliran drama, horor serta komedi (drahorkom) sebagai ciri khas dalam memperkuat film Indonesia.
“Drahor, drama horor. Itu kita kuat banget. Dan kalau film ‘Agak Laen’ itu bisa mengangkat komedi, malah kita jangan-jangan bisa jadi drahorkom. Drama, horor, komedi yang bisa menjadi genre khusus (film Indonesia),” katanya.
Sementara terkait film dengan aliran horor yang beberapa waktu belakangan diperbincangkan warganet karena menyebabkan takut saat beribadah sholat, ia menampik hal itu.
Sandiaga justru menilai film horor bukan menjauhkan dari agama, melainkan mengingatkan para penonton untuk senantiasa mendekatkan diri pada Tuhan serta mempersiapkan diri pada kehidupan setelah dunia.
“Insya Allah dengan film horor semakin banyak orang terdorong untuk beribadah,” pungkasnya.
Sementara itu, dari sisi industri film, Eksekutif Produser Shierly Kosasih menuturkan, dukungan pemerintah turut dirasakan dalam industri perfilman tanah air. Salah satunya lewat fasilitasi Paviliun Indonesia dalam Hong Kong International Film & TV Market (Filmart) 2024.
Sandiaga merasa terdukung. Sebab, minggu sebelumnya pihaknya baru pulang dari Hongkong Filmart yang pertama kalinya ada Paviliun Indonesia.
“Dan di situ Adhya Pictures jadi punya tempat untuk menunjukkan film-film kita apa saja. Saya pikir itu dukungan besar yang kita nantikan di industri sebagai pembuat film,” pungkasnya.