apakabar.co.id, JAKARTA – Menteri Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Mamam Abdurrahman mengatakan para pengusaha di pasar tradisional perlu adaptif untuk memanfaatkan teknologi digital demi meningkatkan omzet penjualan.
“Arus globalisasi dan digitalisasi tidak bisa kita elak lagi. Yang menyebabkan penjualan kita menurun adalah kita terlambat adaptasi dengan situasi kekinian seperti digitalisasi di negara kita,” kata Menteri Maman saat ditemui di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (27/5).
Maman menyoroti perbedaan pola konsumsi masyarakat saat ini, di mana kehadiran ponsel pintar dan internet memberikan kemudahan dalam berbelanja dan membuat masyarakat mungkin enggan untuk kembali ke pasar.
Baca juga: Melanggar Kebijakan Halal, Menteri UMKM: Proses Sesuai Aturan
Untuk itu, sekarang bukan waktunya untuk memisahkan atau menghentikan tradisi belanja di pasar tradisional, tapi memanfaatkan dua cara penjualan yaitu konvensional dan digital.
“Supaya pedagang tidak sekadar menggunakan cara tradisional, tapi juga secara digital. Adanya sistem pembayaran QRIS, hingga masuk ke mekanisme penjualan digital. Ini akan coba didorong ke sana,” kata Maman.
Ia mengingatkan agar tidak menganggap pola baru sebagai musuh atau lawan. Maman juga mengajak kerja sama pihak-pihak terkait agar pola belanja digital bisa membantu menambah omzet usaha.
Baca juga: Rugikan UMKM, DPR Usul Anak Usaha BUMN Dibubarkan
Selain itu, pihaknya juga membuat platform digital SAPA UMKM untuk mendukung digitalisasi dan pengembangan UMKM di Indonesia.
SAPA UMKM diharapkan dapat menjadi solusi bagi pelaku UMKM untuk mengatasi berbagai kendala, seperti birokrasi yang rumit, kesulitan mengakses pembiayaan, dan data yang tercecer.
“Kami juga membangun sistem SAPA UMKM yang akan menjadi pasar digital bagi pengusaha UMKM dengan biaya yang sangat murah. Sehingga ekonomi rakyat dapat tumbuh,” ujarnya.