1446
1446

Skandal Korupsi Pertamina: Oplosan atau Blending? Begini Penjelasannya

Pertamina pastikan stok BBM dan LPG aman saat perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 di Kalimantan, Selasa (1/120. Foto: Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan

apakabar.co.id, JAKARTA – Sejak skandal korupsi Pertamina, publik dihebohkan dengan temuan Kejaksaan yang menyebutkan PT Pertamina (Persero) melakukan oplos Pertalite menjadi Pertamax. Namun, pihak Pertamina membantah tudindangan yang menyebutkan pihaknya melakukan oplosan bahan bakar minyak (BBM).

Praktisi minyak dan gas (migas) Inas Nasrullah Zubir menyatakan, proses blending sangat penting dalam memastikan bahwa setiap jenis bahan bakar memiliki kualitas dan performa sesuai dengan standar yang ditetapkan. Baik Pertalite maupun Pertamax yang diproduksi oleh Pertamina adalah hasil dari proses blending di kilang minyak.

“Hal ini memastikan bahwa bensin yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan konsumen dan mendukung kinerja mesin kendaraan secara optimal,” ujarnya dalam keterangannya di Jakarta, dikutip Minggu (2/3).

Baca juga: Korupsi Pertamax Oplosan, Erick Thohir Bakal Review Total Pertamina

Bensin yang juga dikenal sebagai gasoline atau mogas ( motor gasoline), lanjutnya, merupakan bahan bakar yang sangat penting bagi kendaraan bermotor. Mutu dari bensin tersebut ditentukan oleh Research Octane Number (RON), yang mengukur kemampuan bahan bakar untuk menahan knocking, atau efek ngelitik, yang dapat mengganggu kinerja mesin.

Di pasar internasional, terdapat beberapa harga publikasi untuk gasoline, antara lain MOPS/ARGUS gasoline RON 92, RON 95, RON 98, dan RON 100. Namun, gasoline RON 90 hanya diproduksi di Jepang dan Indonesia untuk pasar domestik.

“Di Indonesia, Harga Indeks Pasar ditentukan berdasarkan Keputusan Menteri ESDM (Kepmen ESDM), yaitu 99,21 persen dari publikasi harga gasoline RON 92,” katanya.

Baca juga: Kejagung Tetapkan Tersangka Baru dalam Skandal Pertamax Oplosan

Inas menjelaskan bensin atau gasoline diperoleh melalui proses blending antara naphta dan High Octane Motor Component (HOMC). Naphta, yang dihasilkan dari destilasi minyak bumi di kilang, memiliki angka RON yang berkisar antara 60 hingga 80.

Oleh karena itu, diperlukan campuran tambahan untuk meningkatkan nilai oktan (RON) agar sesuai dengan kebutuhan spesifik. Sebagai contoh, untuk memproduksi gasoline RON 92, naphta akan di-blending dengan HOMC 92.

Baca juga: Culas! Bos-Bos Pertamina Oplos BBM

Baca juga: Pertamina Bantah Oplos Pertalite Jadi Pertamax

Demikian pula, untuk memproduksi gasoline RON 95, proses blending dilakukan dengan menggabungkan naphta dan HOMC 95. Proses ini berlanjut sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan untuk berbagai jenis gasoline.

Dikatakannya, produksi High Octane Motor Component (HOMC) melibatkan beberapa langkah yang kompleks dalam proses pengolahan minyak bumi.

Pengolahan minyak bumi di kilang melalui destilasi untuk memisahkan komponen minyak berdasarkan titik didihnya, menghasilkan fraksi-fraksi seperti naphta, kerosen, solar, dan fuel oil. Pembuatan HOMC meliputi proses reformasi katalitik, isomerasi, dan cracking.

47 kali dilihat, 12 kunjungan hari ini
Editor: Bethriq Kindy Arrazy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *