Tambah Impor BBM, Siap-Siap Devisa Boncos

Tambah Impor BBM, Siap-Siap Devisa Boncos

Foto ilustrasi SPBU swasta milik Shell yang sedang mengalami kelangkaan bahan bakar minyak (BBM). Foto: Antara

apakabar.co.id, JAKARTA – Sejumlah SPBU swasta mengalami kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di sejumlah titik kota besar. Pemerintah telah menyarankan agar SPBU swasta dapat menggandeng Pertamina untuk memenuhi kebutuhan distribusi BBM selain juga menambah kuota impor sebesar 10 persen.

Pengamat ekonomi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Imron Mawardi mengungkapkan penambahan kuota impor bahan bakar minyak (BBM) bukan solusi konkret untuk mengatasi kelangkaan BBM di SPBU swasta. Ia mengkhawatirkan, jika keran impor BBM terus ditambah akan berdampak negatif terhadap neraca perdagangan Indonesia.

“Tidak bagus untuk perekonomian kita. Karena menguras devisa, akan mengganggu nilai tukar rupiah,” kata Imron dikutip di Jakarta,  Jumat (19/9).

Baca juga: Kelangkaan di SPBU Swasta, ESDM Berencana Impor BBM dari AS

Imron menerangkan di sisi lain SPBU swasta telah mendapatkan tambahan kuota impor sebesar 10 persen. Impor tersebut biasanya berdasarkan proyeksi tahun sebelumnya yang mengacu pemetaan kebutuhan BBM di setiap wilayah secara keseluruhan.

Pemenuhan kebutuhan BBM lewat impor sebenarnya sudah bisa diperhitungkan. Saat ini, produksi minyak dalam negeri sekitar 600 ribu barel per hari, untuk itu guna memenuhi kebutuhan sebanyak 1,6 juta barel per hari, yang harus diperoleh lewat impor sekitar 900 ribu barel per hari.

Oleh karena itu, SPBU swasta agar membuat perencanaan lebih baik dan akurat sehingga diharapkan tidak lagi terjadi kelangkaan BBM seperti saat ini.

Baca juga: Kelangkaan BBM, Bahlil Minta SPBU Swasta Kolaborasi dengan Pertamina

Imron juga menepis mengenai penilaian adanya monopoli yang dilakukan Pertamina, sebab negara melalui Pemerintah sudah memberikan izin kepada swasta untuk berpartisipasi, baik sektor hulu maupun hilir migas.

“Begitulah persaingan bisnis karena memang dibebaskan baik di hulu maupun di hilirnya, tidak lagi dimonopoli Pertamina seperti dahulu. Namun demikian, Pemerintah harus tetap memegang kendali, termasuk izin impor,” ujarnya.

Imron mengatakan kalau pun SPBU swasta membeli BBM dari Pertamina, sebenarnya justru menggerus keuntungan BUMN energi itu karena harus mengurangi harga jual di bawah penjualan retail agar SPBU swasta juga memperoleh keuntungan dari penjualan mereka.

“Yang jelas karena bisnis di hilir sifatnya kompetitif maka semua SPBU termasuk Pertamina harus terus meningkatkan pelayanan sehingga konsumen yang akan diuntungkan,” pungkasnya.

8 kali dilihat, 8 kunjungan hari ini
Editor: Bethriq Kindy Arrazy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *