apakabar.co.id, JAKARTA – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengupayakan kemudahan akses transformasi massal di wilayah Jabodetabek untuk mengatasi kemacetan. Salah satu upaya yang ditempu melalui pembangunan berorientasi transit atau transit oriented development (TOD).
Menhub Budi Karya Sumadi mengutarakan hal tersebut pada acara Jakarta Transport Forum dengan tema ‘Konektivitas dan Ekosistem Transportasi Jakarta Raya Berkelanjutan untuk Keperluan Mobilitas Masyarakat’ di Jakarta, Kamis (7/3).
“Kami mendorong pembangunan berorientasi transit atau transit oriented development (TOD) di Jabodetabek,” kata Budi Karya.
Nantinya, TOD akan terintegrasi dengan pemukiman, perkantoran, rumah sakit, area komersial, serta simpul transportasi.
Pembangunan berkonsep TOD, kata Menhub, menjadi solusi mengatasi kemacetan dan memudahkan masyarakat dalam mengakses angkutan umum massal.
Pembangunan berkonsep TOD di kota-kota besar seperti Jakarta harus dilakukan mengingat perkembangan situasi dan keterbatasan lahan.
“Rencananya pada April mendatang kami akan mengajak beberapa tim dari Provinsi DKI Jakarta untuk memasarkan TOD kepada pemerintah Jepang dan beberapa investor potensial untuk pengembangan di sepanjang jalur MRT North – South dan East – West Jakarta,” ucap Budi.
Budi mengungkapkan kawasan Jabodetabek terdiri dari tiga provinsi dan delapan kabupaten/kota yang menjadi wilayah aglomerasi dengan intensitas pergerakan yang tinggi. Akibatnya, saling memiliki ketergantungan mulai dari aktivitas sosial, pendidikan, dan ekonomi.
Di sisi lain, papar Budi, pemerintah terus meningkatkan layanan transportasi massal berbasis jalan dan rel untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Jakarta dan sekitarnya. Untuk layanan berbasis jalan, pemerintah pusat menstimulasi dengan layanan Buy The Service (BTS).
Skema tersebut dilakukan dengan membeli layanan transportasi umum yang memenuhi standar pelayanan minimal mulai dari aspek kenyamanan, keamanan, keselamatan, keterjangkauan, serta kesetaraan.
Sementara untuk layanan berbasis rel, saat ini tersedia Light Rail Transit (LRT), Mass Rapid Transit (MRT), KRL, hingga Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Selanjutnya, Menhub mendorong partisipasi pemerintah daerah dalam mengembangkan transportasi massal baik melalui APBD maupun upaya pembiayaan kreatif.