apakabar.co.id, JAKARTA – Kepala Sudin Pendidikan Wilayah II Jakarta Pusat Bambang Eko Prabowo mengingatkan agar sekolah mampu menciptakan lingkungan yang nyaman bagi siswa dengan menjaga kebersihan, keasrian, hijau, dan indah. Dengan demikian pelajar akan lebih senang berada di sekolah ketimbang beraktivitas di luar.
Hal itu berdampak penting dalam mencegah tawuran di kalangan pelajar. Membangun semangat kebersamaan di sekolah, menurut Bambang, adalah dengan melibatkan guru. Biasanya secara perlahan akan tercipta keakraban yang solid.
“Jadi di sekolah, guru-guru itu sudah kami arahkan untuk membangun semangat kebersamaan, jiwa keakraban antar sesama, kalau sudah terbentuk semua itu, saya yakin akan jauh dari gesekan atau tindakan tawuran karena otomatis mereka merasa menjadi bagian dari sekolah,” papar Bambang di Jakarta, Jumat (26/7).
Selain itu, pihak sekolah perlu menggalakkan kegiatan bersih-bersih, meningkatkan sarana dan prasarana sekolah, hingga menciptakan keamanan sekolah.
“Kemudian memberikan semangat di kelas, semangat kebersamaan, jadi dengan membangun itu seperti ketika masuk kelas anak-anak membuat yel-yel bersama, terus suara-suara bersama, sehingga semakin akrab,” ujar Bambang.
Sesuai arahan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono dan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Budi Awaluddin, menurut Budi, anak-anak setiap pagi harus diberikan kesempatan untuk menceritakan keseharian dirinya (story telling).
Dari cerita tersebut, guru di kelas dapat menggali dan menganalisa dimana waktu anak senggang dan merasa jenuh ketika di luar sekolah.
“Dari cerita itu kita mulai gali dan menjadi bahan untuk menganalisa jam segini mungkin ada suatu hal atau mungkin mereka tidak nyaman. Itu jadi temuan awal untuk wali kelas melakukan pembinaan lebih lanjut,” terang Bambang.
Bambang memastikan, ketika mendapat kabar terjadinya aksi tawuran, Sudin Pendidikan bersama kepala sekolah dan Pusat Pelayanan Pendanaan Personal dan Operasional Pendidikan (P4OP) Dinas Pendidikan Jakarta akan langsung ke lapangan. Tim akan mencari tahu asal sekolah pelajar yang terlibat tawuran.
Jika terbukti benar, jelas Bambang, pihaknya langsung melakukan penyelidikan internal bersama bidang P4OP untuk mengecek apakah pelajar tersebut penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus atau bukan.
“Kalau memang mereka menerima KJP ya disesuaikan dengan arahan pimpinan. Untuk tahun ini tidak ada yang KJP dicabut, tahun ini belum sejauh itu. Tawuran itu kadang di Jakarta Pusat, tapi ketika dicek orang luar Jakpus,” kata Bambang.