Tragedi Muara Kate Diatensi Menteri HAM Pigai!

Sebulan sudah tragedi kemanusiaan di Muara Kate. Atensi datang dari Menteri HAM Natalius Pigai.

Menteri HAM Natalius Pigai mengatensi tragedi kemanusiaan di Muara Kate. Foto via Tempo

apakabar.co.id, JAKARTA – Tragedi kemanusiaan di Muara Kate menuai atensi Natalius Pigai. Menteri HAM ini mendorong Komnas terkait segera turun tangan.

“Iya [tupoksi ada di Komnas HAM],” kata Pigai via seluler dihubungi apakabar.co.id, Sabtu (21/12).

Kementerian HAM, kata Pigai, adalah lembaga eksekutif yang memiliki sederet tugas. Mulai dari menyusun kebijakan HAM, regulasi, hingga melaksanakan pembangunan HAM. Namun begitu tidak memiliki kewenangan soal aspek hukum di kepolisian, kejaksaan atau kehakiman.

“Pendapat ini sama dengan peraturan presiden tentang Kementerian HAM,” ujar mantan aktivis HAM asal Papua ini.

Pigai lalu menjelaskan ada sederet lembaga yang berwenang melakukan pemantauan, penyelidikan bahkan peradilan (amicus curie). Yakni Komnas HAM, Komnas Anak, Komnas Perempuan, Komnas Disabilitas dan Ombudsman.

“Kami pahami ketika lembaga-lembaga ini kurang maksimal untuk membantu rakyat mencari keadilan maka Kementerian HAM menjadi tumpuan harapan walau di luar tupoksi,” kata Pigai.

Lebih sebulan sudah Tragedi Muara Kate. Belum ada titik terang dalang pembunuhan tetua adat Dayak Deah, Russell, 60 tahun.

Pembunuhan Russell terjadi pada 15 November atau sebulan setelah gerakan warga menolak aktivitas truk batu bara di jalan negara Kaltim-Kalsel.

Warga kuatir kematian pendeta Veronika terulang. Mereka pun mendirikan posko di Muara Kate yang berbatasan langsung dengan Kalimantan Selatan.

 

Lihat postingan ini di Instagram

 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kabarin Lah! (@kabarinlahh)

Sebelumnya, pendeta Veronika tewas terlindas sebuah truk batu bara yang terguling pada akhir Oktober 2024. Tak hanya Veronika. Dia bukan merupakan satu-satunya korban. Seorang ustaz muda yang baru saja menikah juga tewas. Diduga menjadi korban tabrak lari sebuah truk batu bara.

Aksi menghalau truk batu bara sebenarnya juga dilakukan warga di Batu Kajang. Pada akhir 2023 aksi blokade dilakukan. Tak mempan. Truk-truk tambang bahkan nekat menerobos barikade warga.

Truk-truk batu bara berpelat DA (Kalimantan Selatan) ini tetap melintas demi memasok hasil tambang mereka ke pelabuhan yang ada di Desa Rangan. Sebagian besar truk-truk ini disinyalir berasal dari PT Mantimin Coal Mining (MCM).

165 kali dilihat, 165 kunjungan hari ini
Editor: Fariz Fadillah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *