Hari AIDS Sedunia 2024, Hak Setara untuk Semua melalui Aksi Bersama

apakabar.co.id, JAKARTA – Peringatan Hari AIDS Sedunia 2024 mengusung tema ‘Hak Setara untuk Semua, Bersama Kita Bisa’.

Melalui tema tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI hadir memberi pesan kuat sebagai pengingat untuk segera mengakhiri stigma, diskriminasi, dan ketidaksetaraan dalam penanganan HIV/AIDS di Indonesia.

Plt. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Yudhi Pramono menjelaskan peringatan tersebut menjadi momentum dalam memperkuat sinergi lintas sektor untuk mencapai eliminasi AIDS pada tahun 2030.

“Ini bukan semata-mata tugas pemerintah, tetapi gerakan kolektif untuk menciptakan layanan kesehatan inklusif yang bisa menghormati hak asasi manusia,” ujar Yudi di Hotel Des Indes, Jakarta, Kamis (28/11).

Dengan langkah bersama, pemerintah ingin menekan angka infeksi baru, meniadakan kematian terkait AIDS, dan meningkatkan kualitas hidup ODHIV.

Meskipun upaya penanggulangan HIV/AIDS di tanah air telah menunjukkan banyak kemajuan, tantangannya tetap besar.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM), Ina Agustina mengungkapkan tantangan tersebut ditandai hadirnya infeksi baru.

Misalnya, dari 35% infeksi baru, ternyata ditemukan pada kelompok lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki (LSL), dan 28% dari pasangan ODHIV.

Selain itu, baru 64% ODHIV yang menerima terapi antiretroviral (ARV), dan sebanyak 49% mencapai supresi viral.

Karena itu, untuk mengejar target 95-95-95 pada 2030, Kemenkes telah memprioritaskan inovasi seperti skrining mandiri, pengobatan di hari yang sama (Sameday ART), dan integrasi layanan berbasis komunitas.

Stigma, ujar Ina, masih menjadi tantangan signifikan. Pasalnya, data memperlihatkan sebanyak 53% ODHIV tidak mengetahui adanya perlindungan hukum atas hak mereka.

“Itu yang membuat banyak dari mereka ragu mengakses layanan kesehatan,” terang Ina.

Untuk itu, dia mengingatkan tentang pentingnya membangun pendekatan berbasis hak yang menghapus stigma dan diskriminasi.

“Semua orang berhak atas layanan kesehatan yang setara,” tegasnya.

Sejauh ini, Kemenkes RI telah meluncurkan sejumlah program dalam mempercepat penanggulangan HIV/AIDS, di antaranya: penjangkauan berbasis komunitas untuk populasi kunci.

Selain itu ada Sameday ART, tes dan pengobatan HIV dalam satu hari, dan Profilaksis Pra-pajanan (PrEP) untuk mencegah infeksi di populasi kunci.

Juga tak ketinggalan layanan terintegrasi TB-HIV dan pemberian ARV multi-bulan serta Sistem Informasi SIHA 2.1 untuk memantau data individu.

Adapun tema global Peringatan Hari AIDS Sedunia tahun ini, Take the Rights Path.

Tema itu, sejalan dengan upaya Indonesia dalam memastikan akses layanan kesehatan yang inklusif bagi semua kelompok rentan.

Itu sebabnya, UNAIDS Country Director Dr. Muhammad Saleem mengingatkan bahwa stigma dan diskriminasi masih menjadi hambatan besar di Asia Pasifik, termasuk Indonesia.

“Hari AIDS Sedunia ini menjadi momen refleksi global dalam menghapus stigma dan mempromosikan akses layanan kesehatan yang adil bagi semua,” paparnya.

Peringatan ini bukan sekedar seremoni tahunan, tetapi seruan untuk melakukan aksi nyata.

Melalui pendekatan kolaboratif lintas sektor, ajak Saleem, saatnya mengakhiri AIDS pada 2030.

“Ini bukan sekadar harapan, tetapi tujuan yang bisa dicapai bersama,” tandasnya.

15 kali dilihat, 1 kunjungan hari ini
Editor: Jekson Simanjuntak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *